Magis Persebaya memang tak pernah ingkar janji. Bagaimana tidak, segudang pemain berlabel timnas lahir dari rahim Persebaya, dengan embrio liga internal di dalamnya. Sebut saja yang akhir – akhir ini sedang banyak dielu – elukan pecinta bola nusantara, yaitu Marselino Ferdinand dan Rizky Ridho. Sebenarnya masih banyak lagi nama – nama pemain yang telah mendahului mereka berdua, sebut saja Andik Vermansyah, Evan Dimas, Rachmat Irianto, Koko Ari Araya, dan masih masih banyak pemain legenda lainnya.
Mereka semua tersaring tentu dengan proses yang panjang dan tak mudah, melalui kompetisi Internal Persebaya tentunya. Terlahir dilapangan yang melegenda bernama Karanggayam. Meski sayangnya lapangan Karanggayam sudah tak aktif lagi digunakan. Namun kali ini saya tidak membahas Karanggayam secara mendalam.
Ada dua pemain yang menurut saya sedang disorot oleh berjuta pasang mata bonek mania, mereka adalah Toni Firmansyah dan Catur Pamungkas. Namun yang ingin saya bahas kali ini adalah pemain dengan posisi bek kanan Persebaya. Yups, Arief Catur Pamungkas. Pemain asli Mojokerto ini sampai dengan match ke-13 tampil sangat gemilang dan makin gahar.
Bagaimana tidak dipenampilan terakhirnya saat laga melawan Arema, dia menjadi aktor penyelamat dari gol yang menurut saya 90% menjadi gol, tetapi timing dan respon yang ditunjukkan Catur kala itu sungguh membuat saya berdecak kagum. Bola di blok hingga melambung ke depan menjauhi area gawang Persebaya. Meski dalam pertandingan kemarin namanya agak terbenam oleh Bruno dan Ze sebagai pencetak gol indah tuan rumah. Namun bagi saya Arief Catur Pamungkas punya peran tersendiri dan layak mendapat applause dari bonek karena kegemilangannya.
Pertandingan demi pertandingan telah terlewati, dan Catur bisa membuktikan betapa gahar penampilannya hingga match ke-13 ini, catatan statistik lainnya membuktikan bahwa berhasilnya Catur menjadi Man Of The Match pada laga melawan Borneo FC di match ke-11, dimana Catur menjadi aktor pengumpan cantik di dua gol Persebaya kala itu. Seimbang dengan prestasinya di lapangan hijau, nilai market value pun juga ikut meroket, hingga saat ini nilai pemain asal Mojokerto ini sudah mencapai 1,8 Miliar per musimnya.
Pencapaian yang sudah ditorehkan sampai saat ini bisa dikatakan tidaklah mudah. Kerja keras, fokus dan mau belajar dari kesalahan – kesalahan sebelumnya serta mau mendengar arahan dari pelatih menjadi kunci pemain yang akrab disapa “Bolo” oleh rekan setimnya ini.
Bukan hal yang mustahil jika Catur bisa mempertahankan permainan cantiknya sekarang, atau bahkan bisa lebih melampaui torehan prestasi sebelumnya, Jersey dengan logo Garuda akan datang menghampirinya. Sukses terus Bolo.
Good Job, Bolo!! S1NYAL WANI !!