*Tulisan diambil dari www.happywednesday.id jelang ulang tahun Persebaya ke 97*
Pada perayaan ulang tahun Persebaya ke-97 ini, saya dan seluruh pengurus mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pendukung di mana pun Anda berada. Persebaya baru saja menjalani musim terburuknya sejak kami mulai mengelola pada 2017.
Sekarang, ketangguhan Persebaya pun diuji. Mampukah segera bangkit dari keterpurukan. Dan saya tambahkan: Sambil tetap menjaga rencana jangka panjang untuk memastikan eksistensi Persebaya tidak akan pernah bermasalah lagi. Sesuai cita-cita kita semua: Persebaya Selamanya.
Saya sampaikan ke teman-teman pengurus, perjalanan Persebaya ini seperti cerita yang lebih hebat dari cerita fiksi mana pun. Saya pun mengumpamakannya seperti rentetan serial Star Wars. Kebetulan saya pernah jadi penggemar berat karya George Lucas itu.
Berkat perjuangan seluruh stakeholder Persebaya, khususnya para suporter, klub ini kembali “hidup” pada 2017. Persebaya lahir kembali, dengan tujuan lebih besar dari sekadar berprestasi di lapangan. Lahir kembali dengan tujuan terus menjadi akal sehat dan “penyeimbang” sepak bola nasional. Berjuang untuk membawa perubahan menuju sepak bola Indonesia yang lebih sehat.
Seperti Star Wars Episode I, ketika Anakin lahir berkat kehendak semesta, dengan takdir sebagai dia yang menjadi penyeimbang antara sisi baik dan sisi jahat.
Segala gairah membawa Persebaya terus mendobrak sejak kembali lahir. Menjadi juara di turnamen pramusim pertama 2017, menjadi juara Liga 2 2017. Tidak sampai setahun, Persebaya kembali ke kasta tertinggi, ke tempat semestinya.
Banyak sekali cobaannya. Dari lingkungan sendiri, dari pihak luar, dan lain sebagainya. Mungkin teman-teman ingat ketika saya bicara di stadion saat Celebration Game 2017 itu: “Masih banyak pihak yang tidak ingin Persebaya meraih sukses”.
Sampai hari ini, kita harus tetap siaga dengan ancaman itu.
Namun, waktu itu kita semua masih euforia. Masih menjalani bulan madu. Walau ada naik-turunnya, Persebaya mampu menjaga performa. Peringkat 5 pada Liga 1 2018, runner-up pada Liga 1 2019. Bahkan menjadi juara pramusim Piala Gubernur Jawa Timur 2020. Di jenjang pembinaan, Persebaya juga meraih juara Piala Soeratin nasional 2018 dan Elite Pro Academy (EPA) U-20 pada 2019.
Secara komersial, “kaki penghidup” Persebaya juga berkembang. Salah satunya jaringan retail Persebaya Store, yang sudah membuka hingga 18 toko di enam kota di Jawa Timur, dengan berbagai persiapan untuk menambah lagi di kota-kota lain.
Persebaya bukan sekadar bersuara di lapangan. Persebaya juga menciptakan mesin ekonomi yang menciptakan begitu banyak lapangan kerja dan penambahan penghasilan untuk banyak orang lagi di luar lapangan.
Saat itu, seolah-olah tidak akan ada yang bisa membendung laju Persebaya. Segalanya tampak begitu indah dan menjanjikan.
Inilah Star Wars Episode II, episode bulan madu di saat semuanya indah. Di saat Anakin berkembang menjadi sosok Jedi (Pandawa) yang perkasa, dan mendapatkan cinta sejatinya pada sosok Ratu Amidala.
Kemudian, pandemi tiba. Segala ketidakpastian membuat tahun 2020 menjadi begitu menyebalkan. Dari sisi manajemen misalnya. Bayangkan kalau Anda sudah bekerja begitu keras, melewati berbagai rintangan, lalu dalam waktu singkat segala “tabungan” hilang tanpa manfaat. Klub-klub kehilangan uang begitu banyak murni karena ketidakpastian dan ketidaktegasan sejak awal. Entah berapa ratus miliar uang terbuang sia-sia karena itu. Uang yang seharusnya bisa bermanfaat untuk banyak hal di saat situasi sulit.
Ketika liga kembali bergulir (new normal), pertumbuhan dua kaki Persebaya tertahan (stall, bahasa penerbangannya).
Kaki ekonomi jelas tertahan. Kami terpaksa menutup dulu begitu banyak Persebaya Store. Sambil menjaga pivot, fleksibel melakukan perubahan strategi usaha begitu situasi kembali normal. Dampak lanjutannya, program-program investasi infrastruktur tertunda dulu.
Kaki prestasi sebenarnya punya kans juara pada 2021. Kami tidak mau bahas lebih lanjut, ada terlalu banyak hal yang menghalangi. Karena memang masih ada banyak pihak…
Terus terang, karena situasi liga juga tidak kunjung sehat (waktu itu), kami membuat keputusan lebih hati-hati dan lebih mengamankan jangka panjang. Dan performa tim pun tetap punya prospek jangka panjang. Dengan modal banyak bintang muda, masih di papan atas di peringkat 6 pada 2022.
Mungkin, kami kepedean pada musim lalu. Mungkin, kami terlalu pada zona nyaman. Banyak fundamental terabaikan. Komposisi tim yang kegemukan tapi tidak balance. Komposisi struktur tim yang juga gemuk tanpa pemisahan job description tegas. Mengabaikan pentingnya detail, seperti video scouting yang komprehensif dan lain-lain.
Walau tanda-tandanya sudah dirasakan secara kolektif sejak awal, kami benar-benar terlambat menyadari ini secara komprehensif. Ini adalah kesalahan kolektif, dan ujungnya ada pada saya sebagai CEO.
Finis di urutan 12 tentu sangat tidak diharapkan oleh siapa pun. Tidak untuk klub seperti Persebaya.
Inilah Star Wars Episode III. Anakin menjadi terlalu percaya diri. Anakin merasa dirinya lah yang terkuat. Berujung kehilangan arah tujuannya. Dan akhirnya menuju kehancuran, kehilangan semua yang dia cintai.
Sejak pertengahan musim lalu, tim kami sudah bekerja untuk dua tujuan. Satu, mengamankan tim dari degradasi. Dua, sudah bergerak untuk memastikan tim musim selanjutnya “tidak cacat sejak awal”.
Struktur tim dibenahi lagi. Tim pendukung teknis diperkuat lagi. Supaya lebih efektif, lebih efisien dalam bekerja. Struktur komersial juga dibenahi lagi. Bukan hanya untuk satu musim ke depan, tapi tetap untuk terus memikirkan masa depan jangka panjang Persebaya. Bagaimana pun dua kaki harus sehat dan kuat semua.
Ada yang bisa dibenahi dalam waktu cepat, ada yang kembali butuh waktu untuk bisa kembali baik.
Ada ungkapan yang selalu diingatkan kepada saya dari para senior teman-teman orang tua saya di luar negeri. Kurang lebih bunyinya: “Change things that need to be change. Don’t change things that don’t need to be change. Have the wisdom to know the difference” (Ubahlah hal-hal yang harus diubah. Jangan ubah hal-hal yang tak perlu diubah. Miliki kebijaksanaan untuk memahami mana yang harus diubah dan mana yang tidak).
Semoga apa yang diupayakan sejauh ini bisa membawa Persebaya kembali ke jalan yang diharapkan. Siapa tahu ungkapan klise itu benar, bahwa kita lebih banyak belajar dari kegagalan daripada keberhasilan.
Kalau ada sisi positif yang membuat kami agak lega: Persebaya keluar dari pandemi dalam kondisi lebih sehat dari kebanyakan klub lain. Performa memang tidak sesuai harapan, tapi nadinya stabil tidak naik turun melonjak seperti beberapa yang lain.
Ini memungkinkan untuk melakukan koreksi dengan cepat. Bahkan, program investasi infrastruktur kembali dijalankan. Juga program kerja sama internasional.
Kita semua punya harapan baru di ulang tahun Persebaya ke-97 ini. Dalam rangkaian cerita Star Wars, ini adalah Episode IV: A New Hope. Dan itu bukan hanya menandai awal harapan baru. Itu menandai awal era keemasan. Di saat sisi baik kembali bangkit dan berjuang menuju kemenangan di episode-episode selanjutnya.
Cobaan-cobaan akan terus ada, tidak ada kemenangan yang diraih dengan mudah. Tidak ada jalan pintasnya. Nawaitu tim ini selalu sama, menuju yang terbaik. Kita akan selalu berusaha. Dengan cara yang baik dan benar. Semoga Yang di Atas memberi jalan.
Green Force: A New Hope.
Bismillah… (azrul ananda)