Persebaya meraih hasil imbang dalam lawatannya ke Stadion Loka Jaya kandang Persatu Tuban pada pertandingan Liga 2 pekan ke-13, Senin (28/8) kemarin. Meski hanya membawa pulang satu poin dari Tuban, namun hasil yang diraih Bajul Ijo kemarin bukanlah suatu hasil yang buruk.
Bermain di bawah terik matahari yang menyengat serta kondisi lapangan Stadion Loka Jaya yang tidak terlalu baik, Irfan Jaya dkk. memang tidak bisa bermain rancak seperti biasanya. Bahkan, dari data statistik laga, peluang yang diciptakan Persebaya kalah jauh dibanding tuan rumah. Satu poin di kandang Persatu pun akhirnya menjadi hasil yang cukup pantas. Apalagi, pada laga kemarin coach Angel Alfredo Vera berani malakukan rotasi pemain di beberapa posisi.
Selain satu poin yang patut disyukuri, Persebaya pun juga mencatatkan beberapa poin positif pada laga tandang ke Tuban kemarin.
Persebaya lanjutkan rekor 11 laga tanpa kalah
Hasil draw di kandang Persatu membuat Persebaya memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka. Hingga pekan ke-13, Bajul Ijo mencatatkan 11 laga berturut-turut tanpa kalah. Persebaya terakhir kali merasakan kekalahan di pekan kedua kala melakoni pertandingan away ke Martapura, dimana kala itu Green Force takluk dari tuan rumah Martapura FC dengan skor akhir 1-2. Dari 11 laga unbeaten tersebut, Persebaya mampu menghasilkan 25 poin hasil dari 7 kali menang dan 4 kali imbang.
Persebaya masih di puncak klasemen Grup 5
Satu poin dari Tuban juga membuat Persebaya tetap berada di puncak klasemen sementara Grup 5. Green Force unggul satu poin dari peringkat kedua, Martapura FC. Persebaya dan Martapura FC sendiri adalah dua tim dari Grup 5 yang sudah dipastikan lolos ke babak 16 Besar. Kini, Persebaya dan Martapura FC tinggal memperebutkan status sebagai juara grup. Pada laga pekan terakhir fase grup nanti, Persebaya akan menjamu Persinga Ngawi di kandang. Sedangkan Martapura FC akan ditantang Madiun Putra juga di kandang mereka sendiri. Jika ingin keluar sebagai jawara Grup 5, Bajul Ijo harus mengalahkan Persinga.
Penampilan Miswar Saputra semakin menjanjikan
Miswar Saputra terus dipercaya Alfredo Vera dalam dua laga terakhir Persebaya, kontra PSIM dan Persatu. Dalam dua laga tersebut, Miswar hanya menderita satu gol kala gawangnya dijebol Engkus Kuswaha di penghujung laga saat Persebaya menjamu PSIM di Gelora Bung Tomo, dua pekan lalu. Sebelumnya, kiper asal Aceh tersebut juga tampil apik kala Persebaya melumat PSBI dengan skor telak 4-0.
Banyak kalangan menilai Miswar merupakan tipe kiper modern yang aktif terlibat dalam permainan. Istilah kerennya, Miswar merupakan tipe sweeper-keeper. Ia tak hanya pasif di bawah mistar gawang saja. Lebih dari itu, Miswar ikut serta dalam proses build-up serangan yang dimulai dari garis pertahanan sendiri. Karakter Miswar ini dinilai sesuai dengan taktik Alfredo Vera yang menitikberatkan pada penguasaan bola serta proses build-up serangan dari bawah. Sedikit handicap Miswar adalah ia masih sering salah perhitungan saat memotong bola-bola silang yang mengarah ke kotak penalti. Selain itu, Miswar terlihat masih terlalu pendiam untuk ukuran seorang kiper. Sebagai orang terakhir di lini belakang Bajul Ijo, ia harus lebih vokal dan lantang dalam memberikan komando di atas lapangan.
Opsi lini tengah dalam sosok Nerius Alom
Nerius Alom mencatatkan debut sebagai starter dalam laga menghadapi Persatu Tuban. Sebelumnya, Alom diturunkan 13 menit sebagai pemain pengganti kala Persebaya jumpa PSIM. Pada laga kemarin, Alom sebenarnya bermain cukup baik, terutama di babak pertama.
Pada paruh pertama pertandingan, Alom mencatatkan 4 kali umpan sukses, 1 kali memenangi duel udara, serta 1 kali melakukan intercep. Meski kemampuan membagi bolanya belum sebaik Misbakhus Solikin, namun Alom memberikan warna tersendiri dengan kekuatan fisik serta daya jelajahnya yang lumayan tinggi. Koneksi antara dirinya dengan Ricky Kayame juga terlihat bagus. Namun sayangnya, penampilan Alom menurun di babak kedua. Di paruh kedua laga, ia beberapa kali melakukan salah passing serta sering kehilangan bola. Stamina Alom juga nampak menurun di babak kedua. Jika mendapatkan treatment yang sesuai dari staf pelatih Persebaya dan Alfredo Vera sendiri, Nerius Alom bisa saja menjadi solusi alternatif di lini tengah Persebaya, sekaligus sebagai back-up Misbakhus Solikin.
***
Persebaya memang gagal menang di kandang Persatu. Namun poin-poin positif di atas menunjukkan bahwa kegagalan meraih kemenangan kadang kala justru memberikan pelajaran berharga, yang nantinya bisa diambil sisi positifnya untuk menatap laga selanjutnya. Persebaya masih menyisakan satu pertandingan lagi di fase grup, yakni menghadapi Persinga Ngawi di Gelora Bung Tomo. Laga pamungkas tersebut bisa menjadi tolak ukur kekuatan Persebaya jelang pertandingan-pertandingan berat lainnya di fase 16 Besar. Kemenangan di laga penutup akan membuat Persebaya memastikan diri sebagai juara Grup 5, sekaligus membayarkan “hutang” Persebaya kepada Bonek yang tak bisa menyaksikan tim kesayangan mereka berlaga di Stadion Ketonggo, Ngawi, Juli lalu. Wani!