Tampil di kandang sendiri pada pertandingan pertama fase 16 Besar, Jumat (22/9), Persebaya berpesta lima gol tanpa balas atas tamunya PSBS Biak. Brace dari Misbakhus Solikin dan Irfan Jaya, serta satu gol sumbangan Ricky Kayame menjadi penanda langkah awal yang mulus bagi Persebaya di babak 16 Besar.
Lima gol yang disarangkan Green Force ke gawang Cendrawasih Kuning merupakan kemenangan terbesar yang pernah diraih Persebaya selama gelaran Liga 2. Secara permainan, Misbakhus Solikin dan kawan-kawan memang menyuguhkan sebuah pertunjukan yang cukup mengesankan. Apalagi, sang tamu PSBS Biak juga memberikan perlawanan yang cukup alot kepada tuan rumah, terutama di awal babak pertama.
Alfredo Vera pertahankan starting XI
Menjamu PSBS Biak di partai pembuka 16 Besar, Alfredo Vera memilih mempertahankan komposisi starting XI yang sama seperti di pertandingan terakhir kontra Persinga Ngawi (Gambar 1.). Sebelas pemain yang diturunkan Alfredo pada laga kemarin merupakan sebelas pemain yang merumput pada laga pamungkas fase grup.
Miswar Saputra tetap dipercaya mengawal gawang Bajul Ijo. Abu Rizal Maulana kembali dipasang sebagai full back kanan, melengkapi kuartet lini belakang bersama Andri Muliadi, Fandry Imbiri dan Mochammad Irvan. Untuk sektor tengah, Misbakhus Solikin, Muhammad Hidayat dan Sidik Saimima diberi kepercayaan untuk menjadi motor permainan. Kemudian di lini depan, trio Thaufan Hidayat, Ricky Kayame dan Irfan Jaya diberi tugas mengobrak-abrik lini pertahanan PSBS Biak. Sebuah pilihan starting XI yang cukup masuk akal karena dengan komposisi pemain tersebut Persebaya bisa mencetak 4 gol ke gawang Persinga.
Memainkan Sidik Saimima dalam komposisi tiga gelandang mengisyaratkan bahwa Alfredo ingin benar-benar menguasai lini tengah. Saimima yang lebih taktis diharapkan bisa membantu Misba dan Hidayat dalam memenangkan duel di lini tengah.
Gol pertama pemecah kebuntuan
Nyaman menguasai area tengah tak lantas membuat Persebaya bisa unggul cepat atas PSBS Biak. Justru PSBS-lah yang lebih dulu memperoleh peluang melalui serangan balik kilat yang mengejutkan lini belakang tuan rumah. Di sisi lain, PSBS yang bermain cukup disiplin dengan pressing tinggi membuat Persebaya tak bisa menciptakan peluang berbahaya di 20 menit awal jalannya laga. Hingga akhirnya Misbakhus Solikin memecah kebuntuan.
Berawal dari dilanggarnya Thaufan Hidayat, Persebaya memperoleh tendangan bebas di pojok kanan kotak penalti PSBS. Tendangan akurat Misba berhasil menjebol gawang PSBS yang dijaga oleh Bagus Prasetio. Unggul satu gol di menit ke-21 membuat permainan Persebaya menjadi lebih cair. Peluang-peluang berikutnya pun tercipta.
Duet Misba-Hidayat kembali berperan untuk gol kedua Persebaya. Berawal dari kerjasama keduanya di lini tengah, Hidayat melepaskan umpan terukur yang kemudian disambut oleh Irfan Jaya yang berlari kencang dari sisi sisi kanan pertahanan PSBS. Sempat mengenai kaki Faisal Samberbori, sepakan pelan The Sniper malah merobek gawang PSBS. Unggul dua gol, Persebaya semakin nyaman memainkan tempo. Menit ke-39, kerjasama Ricky Kayame dan Thaufan Hidayat kembali berbuah gol ketiga untuk tuan rumah. Baju Ijo menutup babak pertama dengan keunggulan tiga gol.
Selepas jeda, Persebaya tetap mendominasi. Sementara PSBS Biak sesekali melancarkan serangan balik yang sebenarnya terorganisir dengan rapi. Dua penyerang PSBS, Delvin Taplo dan Michael Rumere menjadi pemain yang cukup mereptkan lini belakang tuan rumah. Tetap menguasai permainan, Green Force menambah dua gol di babak kedua. Dua gol tersebut dihasilkan melalui skema set piece, dimana Misba dan Irfan Jaya saling bertukar gol dan assist. Dua gol di babak kedua melengkapi pesta bintang lima Persebaya di partai pembuka babak 16 Besar.
Menang telak di laga pembuka 16 Besar, Persebaya memiliki momentum untuk terus tampil baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Akan tetapi, dibalik kemenangan lima gol tanpa balas atas PSBS Biak, Persebaya masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah.
Garis pertahanan tinggi masih menyimpan potensi bahaya
Menerapkan garis pertahanan tinggi untuk menekan lawan seperti sudah menjadi ciri khas Persebaya di tangan Alfredo Vera. Alfredo sendiri memang leluasa memainkan taktik seperti ini. Apalagi dengan adanya Fandry Imbiri yang memiliki kemampuan mem-build up serangan dari bawah. Namun taktik ini bukan tanpa cela.
Pada laga kontra PSBS Biak kemarin, Persebaya hampir dibuat gigit jari akibat garis pertahanan tinggi mereka terlalu mudah dikelabuhi penyerang lawan. Seperti sudah diprediksi sebelumnya, PSBS benar-benar memanfaatkan kecepatan dan kekuatan fisik para penyerangnya.
Menit ke-5, Delvin Taplo menang sprint dengan Abu Rizal. Beruntung Delvin kehilangan momentum menembak akibat dribble bolanya terlampau deras. Lagi, menit ke- 16 giliran Jefri Kewoe yang berhasil memperdaya lini belakang Bajul Ijo. Jika Kewoe lebih tenang, mungkin pada momen tersebut gawang Miswar Saputra sudah jebol. Dua peluang bersih PSBS tersebut berasal dari skema serangan yang sama, yaitu bola-bola daerah yang gagal diantisipasi bek-bek Persebaya. PSBS seperti menyadari bahwa high defensive line dan koordinasi lini belakang Persebaya tak berjalan sebagaimana mestinya.
Tak hanya perkara lini pertahanan saja yang masih perlu pembenahan, dalam laga kemarin Persebaya seperti kebingungan ketika bola sudah sampai ke area distribusi, terutama pada 20 menit awal babak pertama. Ketiadaan Rodeg di lini tengah, yang pada laga kemarin bermain di posisi bek kanan, membuat Persebaya tak memiliki gelandang tengah yang berani melakukan penetrasi ke pertahanan lawan. Situasi yang sempat membuat serangan Persebaya buntu, sebelum akhirnya eksekusi tendanga bebas Misba memecah kebuntuan.
Pada babak kedua, usai unggul 4-0, Alfredo memasukkan Rendi Irwan menggantikan Sidik Saimima. Masuknya Rendi membuat Persebaya bermain dengan skema 4-2-3-1, menempatkan Rendi di belakang penyerang Kayame. Jujur, masuknya Rendi membuat serangan menjadi lebih variatif. Visi bermain dan keberanian Rendi dalam menusuk pertahanan lawan menjadikan sisa laga sore itu lebih menarik. Tentunya kita semua berharap Rendi semakin fit dan kembali ke performa terbaik untuk laga-laga berikutnya.
Kemenangan telak di partai pembuka memang membuat asa Persebaya terus terjaga. Namun ini baru pembukaan. Masih ada laga-laga berat selanjutnya. Dengan jarak antar pertandingan babak 16 Besar yang sangat rapat, konsistensi permainan dan daya tahan fisik pemain akan menjadi faktor yang sangat penting. Evaluasi juga harus terus dilakukan agar apa yang menjadi kekurangan di laga sebelumnya tidak kembali terulang pada laga selanjutnya. Wani!