Terletak di belakang tepat di salah satu stadion legendaris di Indonesia, Gelora 10 Nopember Surabaya, terdapat sebuah lapangan kecil. Lapangan ini hanya memiliki satu tribun penonton yang terletak di bagian barat dengan kursi tribun yang terbuat dari kayu dan hampir rapuh. Kami para pecinta sepak bola Surabaya akrab menyebutnya dengan nama lapangan Karanggayam. Selain terletak persis di belakang stadion Gelora 10 Nopember, lapangan Karanggayam juga bersebelahan dengan Wisma Eri Irianto Persebaya yang beralamatkan di jalan karanggayam 1, Surabaya.
Lapangan Karanggayam difungsikan sebagai lapangan pendamping dari stadion Gelora 10 Nopember baik itu untuk latihan pemain persebaya maupun digelarnya kompetisi internal yang selalu menghasilkan bibit pemain kaliber tim nasional.
Akrab dengan Gelaran Kompetisi Usia Muda
Lapangan legendaris tersebut akrab sekali dengan pegelaran kompetisi usia dini maupun remaja. Pada tahun ini semenjak Persebaya diakuisisi Jawa Pos, atmosfer sepak bola usia muda di kota pahlawan sangat menggeliat. Karanggayam dipercaya menjadi venue Kompetisi internal yang bertitel salah satu sponsor utama Persebaya. Kompetisi yang berhasil dimenangkan oleh Indonesia Muda tersebut terlihat lebih semarak dan kompetitif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya kompetisi internal yang menggunakan lapangan ini, kejuaraan-kejuaraan kelompok umur pun sering kali digelar di lapangan yang menjadi saksi bisu lahirnya talenta-talenta muda Surabaya. Tim satelit Persebaya atau dengan nama lain PS Kopa yang sekarang berlaga di Liga 3 Nasional pun menjadikan lapangan Karanggayam sebagai homebase mereka. Namun sayang tim yang berisi pemain-pemain muda potensial tersebut dan dilatih oleh duo legenda persebaya Mat Halil dan Maura Hally tak mampu lolos ke babak selanjutnya.
Tak Pernah Habis Memproduksi Pemain Bintang
Nama-nama tenar di persepakbolaan Indonesia pun pernah merasakan tempaan di karanggayam hingga menjadi pemain level nasional. Seperti Mursyid Effendi, Bejo Sugiantoro, Jatmiko, Slamet Nurcahyo yang sekarang menjadi dirijen lapangan tengah Madura United, Anang Ma’ruf, dan Mat Halil. Dan yang terbaru adalah Ariel Sharon, Adam Maulana dan Febri Agus Widodo. Dua nama terakhir merupakan pemain magang Persebaya yang direkrut dari tim satelit mereka PS Kopa. Tak lengkap rasanya jika kita tidak menyebut Andik Vermansyah, Evan Dimas dan Rachmat Irianto. Ketiganya merupakan bintang terbaru yang dihasilkan oleh lapangan legendaris ini.
Lapangan Karanggayam selalu memiliki cerita dan tak pernah habis untuk memproduksi talenta-talenta potensial sepakbola di Indonesia. Pantas rasanya jika menyebut lapangan karanggayam merupakan La Masia nya Persebaya dan kawah candradimuka bagi para pemain muda. (*)