EJ – Pasca ricuhnya penyelenggaraan Celebration Game di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), 9 Desember 2017 lalu, Bonek Malaysia sepakat hanya dukung Persebaya di laga tandang, baik di kompetisi Liga 1 2018 maupun turnamen yang melibatkan Persebaya. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah kebaikan yang terjadi bagi semua jika mendukung di kandang lawan terutama yang dihelat di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Barat.
Koordinator Bonek Malaysia, Adit, dengan fokus mendukung laga tandang Persebaya di kawasan Indonesia bagian barat, jelas menambah jumlah Bonek yang tidak terlalu banyak seperti saat bermain di GBT sehingga tentu saja akan menambah semangat pemain Persebaya. Tiket penerbangan yang lebih terjangkau dari Malaysia, serta menambah silaturahmi dengan suporter tuan rumah. Tidak ada maksud untuk memboikot laga Persebaya di GBT. Dia berharap kejadian di GBT beberapa waktu lalu tidak terulang lagi.
Diceritakannya, bahwa dirinya dengan 10 anggota Bonek Malaysia lainnya harus gagal menyaksikan Persebaya versus PSS Sleman kendati telah memegang tiket. Bergerak pukul 3 sore dari titik kumpul di Bungurasih, Bonek Negeri Jiran ini harus terperangkap di Jalan Singapura, Pakal, bersama kendaraannya hingga pukul 7 malam. Tentu saja impian mereka menyaksikan perayaan juara Liga 2 kandas. Karena jalan di depan GBT sudah tidak dapat menampung jumlah Bonek yang hadir.
“Kami tahu bahwa Pemkot telah berjanji akan memperbaiki akses menuju GBT yang diprediksi rampung paling cepat 2 tahun. Lalu bagaimana solusi jangka pendek selama 2 tahun ke depan? Apakah dibiarkan sama seperti lama versus PSS Sleman kemarin? Sudah saatnya Persebaya ini menjadi salah satu alat pemkot untuk menambah perputaran uang di Surabaya melalui sektor Sport Tourism. Kami bukan kapok, bisa move on, tapi kami ingin mengalah dan mengurangi volume crowd di GBT. Kasihan mereka yang sudah jauh-jauh dari luar Surabaya dan membawa keluarga. Banyak orang pandai di Pemkot dan di lingkungan Persebaya, saya tidak percaya kalo mereka tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai kami yang dituduh mempunyai kepentingan tersembunyi,” ulas arek Karang Empat ini.
Masih menurut Adit, melihat infrastuktur dan fasilitas yang ada, GBT dikategorikannya stadion yang tidak layak. Mulai dari tidak adanya sarana transportasi umum menuju staion, akses dan tempat yang tidak representatif dengan kapasitas stadion, kawasan perniagaan untuk pedagang, musholla dan toilet yang layak, akses untuk penyandang cacat dan keluarga, hingga pemeliharaan stadion yang ala kadarnya. “Harapan kami semoga Pemkot dan Manajemen Persebaya lebih memanusiawikan Bonek serta penonton tim tamu di GBT ini, layaknya orang Indonesia menonton pertandingan di eropa sana,” kata Bonek yang sudah mengunjungi 11 stadion di Eropa ini. (bm)