Meski asli Gresik, tapi entah kenapa dari kenal sepak bola di TV rasanya kecintaan saya jatuh pada klub kota tetangga yaitu Persebaya. Seperti kata pepatah cinta tak mengenal alasan, mungkin itu untuk mempersingkat cerita.
Yang paling saya ingat saya mulai mengenal Persebaya pada era pemain Khairil “Pace” Anwar, entah itu tahun berapa, tapi selama itu pula saya hanya menjadi Bonek layar kaca. Sebenarnya keinginan untuk nonton langsung ke stadion sudah ada sejak lama namun “image” suporter Persebaya yang rusuh dan kisruh menjadi kendala saat minta ijin ke orang tua. Bisa dipastikan saya tidak akan dapat ijin.
Perlahan image tersebut mulai berubah. Terutama sejak 2011 saat saya kuliah di ITS, di situ ada komunitas Bonek Campus ITS (yang sekarang sudah berganti nama Bonek Heroes Campus). Saya pertama kali mengenal Bonek dengan image yang berbeda, image yang selama ini rusuh dan kisruh sontak berubah pada suporter yang “baik” khas bagaimana karakter kehidupan mayoritas mahasiswa ITS.
Tapi saat itu belum mampu membulatkan tekad saya untuk nonton Persebaya secara langsung ke stadion karena berbagai kesibukan kuliah dan waktu itu sedang rame-ramenya manajemen Persebaya dalam kondisi tidak sehat, mulai masalah dengan PSSI sampai dualisme kepengurusan.
Singkat cerita pada laga Celebration Game atas keberhasilan Persebaya menjuarai Liga 2 itulah pertama kali saya datang ke stadion untuk menonton sang kebanggaan. Dengan kemajuan dunia sosial media saya tidak mengalami kesulitan berarti saat akan mbonek untuk pertama kali. Saya hanya mengandalkan sosial media dan internet untuk tanya-tanya dan browsing seputar pembelian tiket, cara masuk stadion Gelora Bung Tomo sampai masalah tempat parkir.
Flash back sedikit, mulai pembelian tiket awalnya saya berpikir untuk membeli tiket Super Fans mengingat saya akan datang sendirian dan belum tahu situasi keamanan disana seperti apa. Tapi karena pertimbangan harga yang terlalu jauh antara Super Fans dan Fans, akhirnya saya nekat beli tiket Fans seharga Rp 35.000. Untuk masalah pembelian tiket saya tidak mengalami kesulitan seperti yang ramai dibicarakan orang-orang di sosmed.
Sesuai hasil browsing untuk membeli tiket saya dianjurkan tidak mepet Hari H untuk pembelian. Dan karena ini mbonek pertama kalinya, saya ikuti itu. Hari pertama tiket box dibuka saya langsung ke CR 1 Cafe untuk membeli tiket dan alhamdulillah tiket terbeli tanpa harus antri apalagi calo.
Tiket sudah di tangan, selanjutnya masalah jersey, niatnya mau beli jersey di Persebaya Store tapi karena keterbatasan waktu akhirnya beli Jersey KW, hahaha (tapi untuk Liga 1 saya usahakan beli asli).
Tiket dan jersey sudah siap tiba saatnya Sabtu yang ditunggu, berangkat dari rumah pamitnya main ke Surabaya. Tidak saya jelaskan secara rinci kalau mau nonton Persebaya dapat dipastikan kalo saya jelaskan pasti tidak diijinkan berangkat. Yang orang rumah tahu saya ke Surabaya ahh paling biasanya nonton konser musik.
Tiba di area GBT pukul 15.00 WIB saya sempat shock, kick off baru jam 19.00 dan jam segini udah padat banget nyari parkiran. Jalan raya sudah macet penuh mobil dan motor. Saya yang pertama kali mbonek dan sendirian mulai bingung, dan akhirnya ikut sebagian orang melewati pematang tambak yang penuh perjuangan.
Mungkin sempat beredar video viral ada anak-anak Bonek yang menolong sesama Bonek meskipun tidak saling kenal, untuk menyeberangi parit tambak. Dan yang membuat saya trenyuh mereka rela menceburkan diri mereka sampai basah kuyub untuk menolong Bonek lain menyeberang melewati jembatan kecil dari bambu, termasuk saya yang mereka tolong. Dan yang lebih membuat saya trenyuh mereka tidak harus kenal siapa yang mereka tolong. Sumpah salut aku rek!
Masuk ke stadion saya sempat kebingungan karena di tiket gate saya 5, tapi saya pengennya masuk gate 12 agar viewnya lebih jelas. Yang jadi pertanyaan boleh atau tidak masuk beda gate, ternyata boleh. Saya memasuki tribun pukul 16.00, tribun sudah terisi sekitar 70 persen. Padahal kick-off masih lama. Selama itu pula chants-chants bergelora tanpa henti dari berbagai tribun meskipun hujan sempat mengguyur. Sekali lagi saya dibuat terkagum akan semua ini.
Kick-off dimulai dan pertandingan yang notabene hanya celebration game tetap menarik untuk ditonton. Persebaya menang 2-1 atas PSS Sleman.
Dan tibalah pertandingan berakhir, sebagian suporter sudah ada yang keluar stadion. Dan ini satu-satunya yang membuat saya tidak nyaman, jalan becek, dan benar-benar tidak bisa bergerak. Sangat tidak nyaman, apalagi untuk para Bonita yang saat itu banyak juga yang hadir di stadion, tapi semua tetap berjalan tertib.
Kesimpulannya saya puas dan terhibur meskipun ada plus minusnya, dan saya membuktikan kalo zaman now datang ke stadion buat nonton Persebaya aman dan nyaman. Image yang dulu terbentuk tentang Bonek sekarang benar-benar dipatahkan. Mbonek sendirian dan untuk pertama kalinya terbukti aman.
Dan untuk pertandingan Persebaya selanjutnya kalau ada waktu saya pastikan nribun lagi!