EJ – Persebaya hanya mampu bermain imbang saat melawan PS TNI pada laga pertama Grup C Piala Presiden 2018 di stadion Gelora Bung Tomo. Bermain di hadapan sekitar 13.000 penonton, Green Force harus rela berbagi poin sama dengan PS TNI.
Hasil imbang sangat dirasa pantas, sebab Persebaya harus bermain dengan 10 pemain di babak pertama karena kiper Miswar Saputra menyentuh bola di luar kotak penalti. Imbasnya kartu merah, Abu Rizal Maulana sebagai bek kanan ditarik dan digantikan penjaga gawang Dimas Galih.
Ditariknya Abu Rizal membuat Persebaya bermain dengan tiga bek. Keputusan Alfredo Vera tersebut membuat Persebaya terus diserang dari sisi sayap PS TNI dan harus kebobolan karena bek Otavio Dutra, Fandri Imbiri, dan Ruben Sanadi tak kuasa menahan kecepatan lari sisi sayap penyerangan PS TNI. Fandri, Dutra, dan Ruben harus bekerja ekstra keras agar gawang mereka tidak kebobolan.
Mengapa Alfredo lebih memilih menarik bek sayapnya yang kuat ketimbang menarik gelandangnya? Pelatih asal Argentina ini mengungkapkan semua pemain harus bisa bekerja keras dan bisa bermain di posisi manapun jika dibutuhkan. Dia menambahkan tak ada yang salah dengan formasi yang disusunnya setelah dikartu merahnya Miswar Saputra.
“Semua pemain harus bekerja keras. Pemain bisa bicara kepada saya ingin bermain di posisi mana. Tapi tidak, saya yang tahu tentang kebutuhan tim. Jadi semua harus bisa beradaptasi dengan saya dan bermain di posisi manapun yang sudah saya tentukan,” ungkap Alfredo saat selesai latihan di Lapangan Polda Jatim (20/1).
Coach Alfredo menjelaskan jika dia bertanggung jawab atas semua yang dilakukan para pemainnya di atas lapangan. (rd)