Persebaya akan menjalani laga tandang pertama mereka di liga 1 melawan tuan rumah Persela Lamongan pada 30 Maret 2018. Namun sayangnya, pihak panpel di Lamongan melarang Bonek mendampingi Persebaya.
Sebagai suporter yang sedang memperbaiki diri, Bonek pasti akan menghormati keputusan panpel dengan tidak menghadiri laga tersebut demi keamanan bersama.
Namun bila dibandingkan dengan regulasi AFC, bahwa tuan rumah wajib menyediakan kuota 5 persen dari jumlah kursi penonton, larangan tersebut sangat aneh. Apalagi jika dikaitkan dengan faktor keamanan. Mungkin mereka menganggap Bonek belum berubah.
Seperti laga sebelumnya di GBT, Persebaya selaku tuan rumah selalu menyediakan jatah untuk suporter tamu. Bahkan menurut penulis, jatah tersebut melebihi kuota yang ditetapkan AFC. Jatah sekitar 3.500 penonton untuk tim tamu melebihi 5 persen dari 50.000 total penonton.
Pertanyaan penulis apakah pernah terjadi gesekan antara suporter tamu dengan Bonek pada laga di GBT? Belum pernah, dan penulis berharap tidak akan pernah terjadi gesekan
Kembali ke laga away vesus Persela…
Jika panpel tidak memberikan jatah 5 persen tersebut, hal itu telah melanggar ketentuan yang telah disepakati oleh AFC yang notabene kedudukannya lebih tinggi dibanding PSSI. Entah ada sanksi atau tidak jika tim tuan rumah melanggar regulasi tersebut.
Menurut penulis, panpel seyogyanya tetap memberikan jatah tersebut terlepas Bonek datang atau tidak ke Lamongan agar sesuai dengan regulasi AFC. Seandainya Bonek datang pastinya akan taat ke regulasi yang ada.
Jika tidak diperbolehkan datang menurut penulis justru akan rawan timbul gesekan karena Bonek yang datang jumlahnya malah semakin banyak dan tidak terkoodinir dengan baik. Semoga panpel Persela dapat membuka mata bahwa Bonek datang hanya untuk mengawal dan mendukung Persebaya. (*)
*) Artikel ini pertama kali muncul di Love Suroboyo.