EJ – Tepat tanggal 3 April kemarin merupakan peringatan delapan belas tahun kepergian salah satu legenda Persebaya, Eri Irianto. Guna mengenang jasa-jasa mendiang Eri, Persebaya berencana melakukan penghormatan kepada sang legenda sebelum pertandingan menghadapi Barito Putera, Minggu (8/4) nanti.
Sebelum kick off Persebaya menghadapi Barito Putera, rencananya akan dilakukan mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan kepada Eri Irianto. Sebelumnnya, hal yang sama juga sudah dilakukan oleh pemain dan coaching staff Persebaya saat menggelar latihan rutin beberapa hari yang lalu.
“Rencana itu ada. Tadi saya mendapatkan informasi dari teman-teman panpel. Yang memiliki rencana adalah teman-teman dari panpel. Kalau dari tim pelatih dan pemain kemarin inisiatif sendiri melakukan doa bersama sebelum latihan,” ujar Manajer Tim Persebaya, Chairul Basalamah.
“Kalau untuk besok intinya seperti apa saya belum tahu. Bisa doa bersama atau mengheningkan cipta sebelum pertandingan,” imbuh Chairul.
Eri Irianto, gelandang kelahiran Sidoarjo 12 Januari 1974 membela Persebaya pada tahun 1998 hingga tahun 2000. Sebelumnya, pemain yang memiliki ciri khas determinasi tinggi dan tendangan geledek itu bermain untuk Petrokimia Putra, serta semusim bersama Kuala Lumpur FA.
Eri Irianto menghembuskan napas terakhir pada tanggal 3 April 2000. Pertandingan menghadapi PSIM Yogyakarta menjadi laga terakhir Eri bersama Persebaya. Pada pertandingan tersebut, Eri mengeluh kesakitan usai bertabrakan dengan salah satu pemain lawan. Sebelum jeda babak pertama, Eri ditarik keeluar. Ia kemudian merasakan sesak pada bagian pernapasan dan rasa sakit yang menyerang kepalanya. Melihat kondisi tersebut, ia pun dilarikan ke RS dr. Soetomo. Setelah bertahan hampir empat jam, akhirnya nyawa Eri tidak bisa tertolong.
Sebagai bentuk penghormatan, nama Eri Irianto disematkan pada Wisma Persebaya yang terletak di Jalan Karanggayam No. 1. Selain itu, nomor 19 milik Eri dipensiunkan oleh Persebaya. (rvn)