Di pekan ke-3 Liga 1 kemarin, Persebaya yang berstatus tuan rumah dikalahkan oleh tamunya yaitu Barito Putera. Ini adalah kekalahan pertama musim ini dan kekalahan ke-2 di GBT setelah kekalahan pertama melawan Kalteng Putra di Liga 2 pada era setelah diakui kembali ke kasta persepak bolaan indonesia. Tentunya ini adalah kekecewaan besar Bonek beserta manajemen karena tidak bisa memanfaatkan laga kandang dengan puluhan ribu dukungan dari suporter.
Starting line up pada laga melawan Barito menjadi tanda tanya besar untuk seorang pelatih. Yang mana pada laga itu coach Alfredo Vera lebih memilih menurunkan starting line up dengan dominasi eks pemain Persipura. Tercatat ada 6 pemain yang diturunkan pada laga itu yakni: Ruben sanadi, Nelson alom, Feri pahabol, Otavio Dutra, dan Robertino Pugliara. Dalam hal ini karakter permainan khas arek Suroboyo yang selalu bermain ngotot dan ngeyel tidak terlihat. Padahal di laga sebelumnya permainan Persebaya sudah sangat bagus hingga bisa menahan tuan rumah Persela di mana pada laga itu starting line up didominasi alumnus Liga 2. Tercatat hanya 3 pemain starter yang bukan dari alumnus Liga 2.
Sebuah pertanyaan besar ketika Rendi Irwan dan Misbakus Solikin tidak dimainkan pada laga itu. Padahal kondisi kedua kapten Persebaya itu sedang on fire dan kualitas juga semangat bermainnya tidak di ragukan lagi. Secara pengalaman, “rombongan pemain Papua” memiliki pengalaman serta kualitas yang sangat bagus. Tetapi penulis tidak begitu paham kenapa Persebaya dengan menurunkan 6 starter pemain eks Persipura yang memiliki skill mumpuni malah tertunduk malu di depan suporternya sendiri. Dibandingkan dengan pemain alumnus Liga 2, memang pengalaman dan kualitasnya di bawah eks pemain Persipura. Tetapi untuk masalah daya juang serta kecintaan untuk tim, para alumnus Liga 2 lebih unggul. Penulis berpendapat bahwa para pemain alumnus Liga 2 lebih memahami seberapa besar nilai perjuangan di dalam lambang kostum yang mereka kenakan. Sehingga mereka berjuang mati-matian dan sepenuh hati untuk memberikan yang terbaik bagi klub yang mereka bela.
Teruntuk kalian yang bermain untuk sang kebanggaan, jika hanya bicara tentang profesionalisme dan kontrak, silakan cari klub yang mampu membayar gaji besar dan yang memberikan fasilitas terbaik untuk mendukung performa kalian. Sepak bola bukan hanya tentang profesionalisme dan kontrak, melainkan tentang perjuangan dan kecintaan terhadap klub yang kalian bela. Jika kalian bermain tanpa hati silahkan kalian pergi!