EJ – Banyak permasalahan yang meliputi Bonek saat mendukung Persebaya di luar kandang. Terakhir, Micko Pratama, seorang Bonek meninggal akibat dikeroyok warga di Solo. Tradisi estafet yang sering dipakai sebagian Bonek untuk menuju stadion juga dianggap sebagai pangkal masalah.
Para pelaku kriminal disinyalir sering menyusup tradisi ini dengan berpura-pura menjadi Bonek. Mereka sering berulah dengan berbuat hal-hal negatif seperti pencurian dan pemerasan. Ini yang menyebabkan stigma Bonek makin buruk karena kebanyakan warga menganggap semua Bonek suka berbuat ulah.
Masalah-masalah inilah yang dibahas dalam sebuah talk show bola bertajuk Obrolan Santai Persebaya (OSP). Di edisi keempat yang digelar di Eatorland Cafe, Jl Kalasan, Kamis (26/4) malam ini, OSP mengundang tiga narasumber yakni Edi Hartono (Wakasatintelkam Polrestabes Surabaya), Nanik Setyowati (Dosen Unesa), dan Toni Rupilu (Penulis dan Bonek). Di depan sekitar 60-an peserta, mereka mencoba mencari solusi mengatasi permasalahan saat laga away Persebaya.
Diskusi yang dimulai pukul 19.00 WIB ini mendapat atensi luar biasa dari para peserta. Mereka gayeng mengikuti jalannya diskusi yang digelar selama 3 jam ini. Banyak Bonek dari komunitas seperti Bonrev, Bonek Garis Hijau, Bonek Campus, dll yang menyempatkan hadir. Selain narasumber, para peserta juga antusias memberikan pendapat dan gagasannya.
Beberapa pendapat dan gagasan yang dilontarkan narasumber dan peserta OSP bisa dikerucutkan menjadi beberapa hal:
- Perlu adanya figur untuk melakukan sosialisasi bahaya estafet
Langkah penghentian estafet memang memerlukan waktu lama karena hal ini sudah mendarah daging dan menjadi sebuah tradisi Bonek. Namun peralihan dari tradisi estafet ke tret tet tet bukan berarti tidak mungkin. Perlu adanya seorang figur yang dituakan untuk melakukan sosialisasi bahaya estafet. Selain itu, perlu adanya kampanye masif tentang bahaya estafet dan kampanye yang menegaskan bahwa Bonek sejati tidak merugikan Bonek lain.
- Pentingnya koordinator lapangan (korlap) dari Bonek
Perlunya menghadirkan korlap saat away sangat penting. Mereka bertugas untuk mengontrol serta berkoordinasi pada saat awaydays dilaksanakan. Koordinasi ini menyangkut segala hal mulai dari titik kumpul serta bagaimana mekanisme sepanjang perjalanan.
- Pendampingan dari pihak Kepolisian
Pihak Kepolisian berusaha menghilangkan slogan Bonek bukan suporter kawalan. Mereka akan melakukan pendampingan kepada Bonek yang tret tet tet. Tujuannya untuk meminimalkan kejadian-kejadian negatif yang berlangsung pada saat perjalanan awaydays. Contohnya adanya bentrok antara Bonek dengan warga di sepanjang perjalanan atau juga meminimalisir terpisahnya Bonek dari rombongan.
- Peran manajemen, stakeholders Persebaya, dan Pemkot Surabaya
Manajemen Persebaya harus memberikan perhatian lebih kepada Bonek terutama saat away. Caranya dengan menyisihkan sebagian pendapatan dan anggaran untuk Bonek, misalnya dengan memberikan asuransi. Peran stakeholders Persebaya diperlukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi Bonek. Pemkot Surabaya juga dituntut lebih dekat dengan Bonek karena bagaimanapun Bonek identik dengan Surabaya. Misalnya membuat program-program yang bertujuan menjadikan Bonek lebih baik.
- Edukasi menyeluruh untuk Bonek hingga arus bawah
Edukasi harus dilakukan untuk mengampanyekan hal-hal positif kepada Bonek. Namun edukasi harus menyentuh semua Bonek. Peran media sosial juga sangat diperlukan untuk mempersempit gerak orang-orang yang ingin melakukan tindakan kriminal
***
OSP edisi keempat ini sangat diminati Bonek. Bahkan ada Bonek dari Probolinggo yang khusus menyempatkan hadir di acara ini. OSP rutin diselenggarakan EJ setiap bulannya akan break pada Mei karena bertepatan dengan bulan puasa. OSP berikutnya akan digelar Juni mendatang dengan tema berbeda. (yos/iwe)
