Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada mafia yang kembali diakui FIFA. Setelah sekian lama menunggu. Itu artinya, ah sudahlah, gak perlu dibahas lagi.
Kebanggaan tetaplah kebanggaan. Mungkin itulah kata yang pantas untuk para Bonek. Suporter yang dilabeli “Rusuh” namun kenyataannya Bonek memiliki jiwa semangat tinggi hanya untuk Persebaya.
Akhir-akhir ini, di Surabaya terdapat klub siluman. Kenapa siluman? Karena entah tak tahu dari mana, tiba tiba datang ke Surabaya memperkenalkan diri sebagai Persebaya. Namun klub tersebut tidak terdapat pemain binaan dari klub internal Persebaya. Memang aneh.
Namun Bonek mengerti mana Persebaya yang memiliki sejarah dan mana yang tidak. Padahal klub siluman tersebut diisi oleh pemain berkualitas dan datang dengan status Juara Divisi Utama.
Bagi Bonek, kebanggaan tetaplah kebanggaan. Persebaya harga mati.
Kurang dari satu bulan, tim kebanggaan Bonek berulang tahun. Ya, sudah 89 tahun Persebaya berdiri. Namun, sekarang dipaksa mati oleh federasi tanpa prestasi. Padahal kalau kembali kepada sejarah dibentuknya PSSI, Persebaya adalah salah satu klub pendiri. PSSI ibarat kacang lupa kulitnya.
89 tahun bukanlah umur yang muda lagi. Secercah doa dan harapan pasti menginginkan Bring Back Persebaya! Sudah 5-6 tahun Bonek “absen tribun”. Meski begitu Bonek tetap ingin melihat Persebaya berlaga kembali di lapangan hijau. Namun hal tersebut masih sangat sulit untuk terwujud. Entah karena apa. Ayolah bangkitkan Persebaya!
Doa kami untuk Persebaya, semoga masalah yang membelit segera selesai dan bisa kembali ke kancah sepakbola nasional yang sudah lama kita rindukan. Dan untuk para perusak sepak bola Surabaya, semoga lekas insyaf. Bonek tidak akan gentar menghadapi kalian para mafia-mafia.
Suroboyo kota pahlawan, Cok!
Kebanggaan tetaplah kebanggaan.
Bring Back Persebaya!
Klaten, 1 Juni 2016
*) Viking Klaten (Viking********@gmail.com)