18 Juni nanti, Persebaya memasuki usia yang ke-91 tahun. Hampir satu abad. Tim sepak bola kebanggaan arek arek Surabaya ini syarat dengan prestasi; juara enam kali perserikatan dan dua kali juara di kompetisi Liga Indonesia (1997 dan 2004).
Dan kekalahan lawan PSM Makassar semalam adalah rentetan hasil kurang memuaskan selama kiprah Persebaya di Liga 1 2018, hasil yang membuat kecewa Bonek di manapun berada. Namun tidak elok kiranya jika kita memaksa Persebaya yang sekarang ini untuk berlari mengejar kemenangan dan prestasi. Tim Persebaya sekarang dibentuk dan dibangun usai hak-haknya dikembalikan PSSI pada 8 Januari 2017 di Bandung. Artinya Green Force baru berumur setahun setengah usai dilahirkan kembali berkat perjuangan Bonek yang tak pernah lelah. Ibarat bayi, Persebaya sedang lucu-lucunya dan mulai belajar berjalan dengan baik dan benar.
Mari ingat kembali tahun lalu usai hak-haknya dikembalikan PSSI. Sebulan usai diperbolehkan PSSI untuk kembali berkompetisi, Tidak ada yang berani mengambil tanggung jawab mengelola Persebaya. Tepatnya 7 Februari 2017, Azrul Ananda datang membawa harapan dengan mengakuisisi 70 persen pengurus Persebaya lama. Manajemen baru bergerak cepat dengan membentuk tim baru, dua bulan sebelum kompetisi liga dua dimulai. Alhamdulillah, bayi yang baru lahir kembali ini mampu juara liga dua dan kembali berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Harapan Bonek pun menjadi kenyataan.
Namun sayang, di awal tahun ini manajemen Persebaya di bawah komando Azrul Ananda gagal membawa pulang ke Surabaya pemain kebanggaan Bonek, yakni Andik Vermansah. Bonek mulai khawatir dengan keseriusan manajemen dan menduga Persebaya hanya dijadikan alat bisnis semata. Dugaan ini cukup peralasan dengan banyak dibuka merchandise store Persebaya di berbagai tempat. Meski manajemen beralasan hal ini harus dilakukan agar tim kebanggaan arek-arek Suroboyo ini kuat secara finansial.
Sampai di pekan ke-13, meski Persebaya baru memainkan sebelas pertandingan. Hasil pertandingan anak asuhan coach Alfredo Vera tak juga membaik. Puncaknya semalam di stadion Andi Mattalatta, kandang PSM Makassar, Persebaya kembali kalah. Permainan Persebaya tidak mampu mengimbangi kedigdayaan tuan rumah yang memang lebih kuat. Dan sejarah pun mencatat betapa sulitnya mencuri poin di Makassar.
Manajemen tentu harus evaluasi menyeluruh. Baik dari pemain, kinerja pelatih dan managemen.
Skuad Persebaya yang gemuk namun sebagian banyak diisi pemain-pemain yang sampai sekarang pun tak menunjukkan peningkatan harus dievaluasi. Arthur Irawan, Osvaldo Hay dan Fandi Eko Utomo adalah nama pemain yang banyak mendapat kritik dari para Bonek. Banyaknya pemain cedera selama latihan dan bertanding pun harus menjadi perhatian coach Alfredo Vera untuk menambah stafnya dengan kehadiran pelatih fisik. Dan kinerja manager Chairul Basalamah dalam perekrutan pemain yang seperti ala kadarnya dan terkesan pelit pun harus dievaluasi.
Semoga di pertandingan kedepannya hasil laga Persebaya mengalami kemajuan dan mencapai target ala kadar untuk tim sekelas Persebaya yang sarat gengsi dan prestasi, yakni papan tengah.
Selebihnya mari bersabar dan berdoa semoga Persebaya tidak terdegradasi dengan permainan semampunya seperti selama ini, wkwkwk
Salam satu nyali, Wani!
*) Anwar Agus Abidin, Bonek Tambaksari 2000-2005, sekarang karena hidup di perantauan; Jogja dan kesibukan bekerja. Memilih mendukung dengan menjadi Bonek Persebaya Store.