Hari penghakiman untuk Alfredo Vera akhirnya datang. Tiga kekalahan beruntun yang diderita Persebaya sudah tak bisa ditoleransi lagi. Keputusan sudah dibuat. Alfredo Vera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Persebaya.
Kurang lebih satu setengah musim Alfredo Vera menjadi juru taktik Bajul Ijo. Ia datang dan pergi dalam situasi yang sama, yakni ketika Persebaya sedang terpuruk. Meski meninggalkan Persebaya dalam kondisi yang kurang mengenakkan, namun ingatan tentang sosok Alfredo Vera bukan hanya tentang kekalahan dan keterpurukan.
Kita tentu masih ingat bagaimana Alfredo mengubah Persebaya yang pesakitan di awal musim Liga 2 2017 menjadi tim yang begitu ditakuti lawan. Sampai-sampai jadwal babak 8 Besar harus berubah-ubah “gara-gara” Persebaya.
Di tangan Alfredo, Persebaya ia antarkan ke podium juara Liga 2 sekaligus mengembalikan Bajul Ijo ke level tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia. Tak hanya itu saja, beberapa “peninggalan” sosok pelatih yang dikenal ramah ini juga membuat, saya yakin, namanya akan selalu dikenang oleh pendukung Persebaya.
Meski di hari-hari terakhirnya bersama Persebaya ia diserang habis-habisan akibat kebijakan rotasi pemain yang kadang tidak masuk akal, namun Alfredo menunjukkan bahwa ia punya visi untuk membangun masa depan Persebaya.
Alfredo-lah yang mengorbitkan anak muda macam Adam Maulana dan Mochammad Irvan Febrianto. Ia pula yang mengasah kemampuan bertahan Muhammad Hidayat. Pemain-pemain lain seperti Irfan Jaya atau Abu Rizal Maulana semakin menunjukkan kematangan di bawah kepelatihan Alfredo Vera.
Di luar hal teknis, Alfredo juga menunjukkan bahwa ia pun sangat mencintai Persebaya.
Keputusannya untuk tetap fokus pada Persebaya ketika ia kehilangan sang putra adalah bukti kecil bahwa ia memiliki dedikasi tinggi terhadap tim. Puncaknya adalah tangisan haru Alfredo Vera yang pecah usai laga semifinal Liga 2 kontra Martapura FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, November tahun lalu.
Tetapi hidup tak selalu baik-baik saja. Begitu juga dengan Alfredo Vera dan Persebaya.
Karena ini liga, jelas tak ada toleransi untuk hasil buruk. Alfredo harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat. Dan bentuk tanggung jawab itu adalah dengan meninggalkan posisi sebagai pelatih Persebaya. Kebersamaan Alfredo Vera dengan Persebaya harus berakhir. Entah ingin mengingat hal baik atau hal buruk, tak ada salahnya bagi kita untuk sejenak meluangkan waktu dan mengucapkan: terima kasih, Alfredo Vera.