Kalimantan seolah menjadi mimpi buruk dalam segala lawatan Persebaya di musim 2018 Liga 1. Dari perjumpaan tim asal pulau terbesar di Indonesia ini, hanya Borneo FC lah yang memberi 1 poin di Stadion Segiri, Samarinda.
Bagi Persebaya, Banjarmasin dan Tenggarong menjadi penghambat perolehan poin yang maksimal untuk kelangsungan hidup di Liga 1. Hingga pekan ke-20, Persebaya harus takluk oleh Barito Putera, di mana di putaran pertama, Laskar Antasari mengalahkan Persebaya di Surabaya.
Praktis kita hanya berharap pada hari “pembalasan” di Surabaya pada tim-tim asal Kalimantan selain Barito Putera. Mitra Kukar dan Borneo FC harus bersiap menerima pembalasan itu, tidak bisa ditawar tawar jika ingin bertahan di Liga 1. Kalimantan bolehlah angker bagi Persebaya, pun demikian Surabaya adalah sesuatu yang angker bagi siapa pun.
Dari tur “maut” Kalimantan pula dapat dilihat kematangan skuad Green Force. Karakter ngosek Surabaya tanpa henti diperagakan pemain polesan Bejo Sugiantoro selaku caretaker.
Pulanglah dalam kebanggaan. Musim ini Kalimantan terlalu kuat untuk ditaklukan. Tur Kalimantan ini menjadi catatan penting bahwa tradisi kemenangan di bumi Borneo masih terasa sulit. Semoga di musim selanjutnya tak ada lagi istilah tur “maut” di Kalimantan.
Salam 1 nyali!