EJ – Cedera pemain menjadi momok tersendiri bagi Persebaya sepanjang paruh pertama Liga 1 2018. Nyaris di setiap pertandingan selalu ada pemain yang harus absen akibat cedera. Badai cedera yang kerap menimpa penggawa Persebaya pun berdampak pada performa Bajul Ijo yang hingga kini masih terpuruk di papan bawah.
Memasuki paruh kedua, kondisi fisik dan endurance pemain menjadi fokus pembenahan tim Persebaya. Hal ini sesuai dengan keinginan pelatih Djadjang Nurdjaman yang juga menaruh perhatian pada daya tahan pemain.
“Kami di tim pelatih sudah ada prioritas untuk memebenahi fisik pemain. Dan yang perlu diingat juga bahwa keberadaan pelatih fisik itu tidak membuat tim 100% bebas dari cedera karena proses latihan, pemanasan, hingga pertandingan berpengaruh,” ucap manajer Persebaya, Bajul Ijo.
Lebih lanjut, Candra menegaskan bahwa Persebaya sudah belajar dari pengalaman di putaran pertama lalu. Oleh karena itu, ia meminta tim pelatih untuk melakukan treatment khusus agar para penggawa Bajul Ijo tidak rentan cedera.
“Belajar dari pengalaman paruh pertama ketika banyak pemain yang cedera, tim pelatih juga sudah melakukan treatment tertentu agar meminimalisasi risiko cedera,” imbuhnya.
“Yang jelas kami meminta tim pelatih membuat treatment yang berbeda supaya pemain tidak mudah cedera,” tegas Candra.
Sebagai informasi, hingga saat ini sejumlah pemain Persebaya masih harus berurusan dengan meja terapi akibat cedera. Gelandang bertahan Nelson Alom menjadi pemain yang mendapati cedera paling parah. Alom sudah lebih dari 2 bulan menepi dari lapangan hijau akibat dihantam cedera lutut. Terakhir, Adam Maulana dan Raphael Maitimo harus berlatih terpisah akibat cedera. (rvn)