EJ – David da Silva tertunduk lesu sendirian di tengah lapangan Gelora Bung Tomo ketika pemain-pemain Persebaya lain mulai berjalan menuju ruang ganti. Ia nampak begitu terpukul usai Persebaya ditaklukkan PS TIRA dengan skor akhir 0-2. Ofisial Persebaya dan salah seorang bonek mencoba membangkitkan penyerang Brasil tersebut. Namun Da Silva tetap bergeming.
Bukan sekali ini saja Persebaya mengalami kekalahan di kandang sendiri. Namun kekalahan dari PS TIRA malam itu benar-benar mengoyak hati seorang David da Silva.
“Saya saat itu hanya memikirkan hasil pertandingan. Kadang kita sudah melakukan segalanya, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” kata Da Silva.
Pemain Persebaya lain juga terlihat kecewa dengan hasil buruk melawan PS TIRA. Namun gestur Da Silva di tengah lapangan memperlihatkan bahwa dia adalah pemain yang paling tidak bisa menerima hasil malam itu.
“Ketika itu saya hanya ingin sendiri. Saya ingin memikirkan semuanya. Tapi setelah itu saya menyadari bahwa semua yang terjadi akan menjadi pemacu bagi saya dan tim,” lanjutnya.
Ia akhirnya sadar bahwa perjuangannya bersama Persebaya belum selesai. Persebaya harus tetap menegakkan kepala.
“Semua sudah terjadi. Kita harus menegakkan kepala. Sekarang saatnya berpikir pertandingan selanjutnya. Kita harus lebih kuat. Kita harus fight,” ujar Da Silva penuh semangat.
“Ada kalanya kita kalah, seri, dan menang. Inilah sepak bola. Dan saya menicintai sepak bola walaupun kadang hasilnya mengecewakan,” lanjut pemain yang kini sudah mencetak 15 gol di semua kompetisi tersebut.
Bagi Da Silva, Persebaya sudah seperti keluarga. Tak terkecuali Bonek, pendukung setia Bajul Ijo. Baginya, Bonek adalah sumber kekuatan pemain untuk berjuang di atas lapangan.
“Mereka benar-benar mencintai tim ini. Saya tahu pendukung selalu ingin timnya menang. Tapi kadang kala kita kalah, dan ini normal. Inilah kompetisi. Saya ingin bonek tetap mendukung kami di situasi sulit. Bonek adalah bagian terpenting dari tim ini. Merekalah yang memberi kami kekuatan,” tegas Da Silva. (rvn)