Persebaya sedang on fire. Tim-tim papan atas bertumbangan dicaplok Bajul Ijo, baik di laga home maupun away. Semua dengan selisih minimal 3 gol.
Ketajaman para penyerang Persebaya akan diuji oleh Bhayangkara FC, Senin (26/11), di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Racikan pemain di tangan Djadjang Nurdjaman (Djanur) selalu memunculkan kejutan.
Absennya David da Silva di laga Persebaya melawan Persib Bandung, Madura United, dan Persija Jakarta tidak berpengaruh banyak. Ketiga tim tumbang dengan skor mencolok. Persib takluk 1-4 (away), Madura United 4-0 (home), dan Persija 3-0 (home).
Artinya, absennya beberapa pemain kunci kini tidak terlalu menjadi masalah bagi Persebaya. Kehilangan sementara Irfan Jaya karena dipanggil timnas pun tidak berpengaruh banyak. Green Force tetap produktif.
Sehingga, kalau pun di laga melawan The Guardian kapten Rendi Irwan absen karena cedera di bagian rusuk, Djanur pasti sudah menyiapkan pemain dan skema pengganti yang akan mengejutkan lawan.
Dalam pertemuan kedua tim di putaran 1, Persebaya memang harus bersusah-payah menahan imbang Bhayangkara FC yang berakhir dengan skor 3-3. Saat itu Persebaya harus kebobolan lebih dulu di menit 16 setelah Rishadi Fauzi melakukan gol bunuh diri karena salah mengantisipasi tendangan Paulo Sergio, striker Bhayangkara FC.
Bahkan, Bhayangkara berhasil menggandakan keunggulan di menit 33 setelah Vendiy Mofu berhasil memanfaatkan assist Paulo Sergio. Kedua gol ini murni disebabkan longgarnya lini belakang Persebaya.
Ketiga gol Bhayangkara FC di putaran 1 lalu semuanya disebabkan besarnya lubang di lini belakang Persebaya. Termasuk, gol yang dicetak Alsan Putra di menit 83, yang tercipta setelah berhasil melewati empat pemain belakang Persebaya. Beruntung, Persebaya berhasil memberikan perlawanan tiga gol yang dicetak oleh Osvaldo Haay (menit 36), Irfan Jaya (menit 81), dan David da Silva (menit 87).
Dengan melihat tren permainan Persebaya di enam laga terakhir, Bonek harus yakin bahwa GBT akan menjadi “kuburan” bagi Bhayangkara FC. Paulo Sergio maupun Herman Dzumafo tidak bakal mudah menaklukkan Miswar Saputra. Sebab, mereka harus berhadapan dengan empat benteng tangguh Persebaya saat ini: Ruben Sanadi, Otavio Dutra, Fandri Imbiri, dan M. Syaifuddin.
Demikian pula dengan lini tengah. Bila Rendi Irwan belum bisa diturunkan, masih ada OK John yang akan menjadi gelandang bertahan. Pos yang dalam beberapa pertandingan ditempati Misbakus Solikin itu bisa digantikan oleh pemain pernah merumput di Madura United tersebut.
Sedangkan Solikin didorong lebih ke depan untuk menjadi pengatur serangan Persebaya bersama Fandi Eko Utomo. Di lini depan, trident Oktafianus Fernando, Osvaldo Haay, dan David da Silva bakal menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Bhayangkara FC yang digalang Indra Kahfi dkk.
Chemistry para pemain the winning team yang diturunkan Djanur di dua pertandingan terakhir, saat lawan PSM Makassar dan Bali United, makin menyatu. Fandi, Oktafianus, maupun Osvaldo makin tahu selera umpan yang diinginkan David da Silva. Transisi dari ofensif ke defensif pun makin bagus.
Aliran bola lawan sudah berusaha diputus sejak di lapangan tengah. PSM Makassar sudah merasakan bagaimana aliran bola mereka macet. Tak heran, sepanjang 90 menit pertandingan tidak ada shoot on target yang dilepaskan oleh PSM ke gawang Persebaya.
Pressing yang digalang Dutra dan Imbiri pun kerap membikin frustasi para penyerang lawan. Tidak kurang Marco Simic (Persija), Wiljan Pluim, Guy Junior (PSM Makassar), Melvin Platje, dan Illija Spasocevic (Bali United) sukses dibikin tak berdaya oleh dua center back Bajul Ijo itu.
Di luar catatan teknis tersebut, laga Persebaya kontra Bhayangkara FC ini sarat gengsi. Para Bonek tahu bahwa Bhayangkara FC lahir dari dualisme Persebaya pada 2010 silam. Bagi Bonek, tidak ada kamus seri, apalagi kalah, bagi Persebaya saat menghadapi Bhayangkara FC.
Siapa pun yang mengaku sebagai Bonek, yang darahnya mengalir warna “hijau”, dadanya terpatri angka 1927, Persebaya memanggilmu!
GBT menantimu, Rek!
Buat Bhayangkara FC: ini bukan Persebaya putara 1, Cak! (*)
*) Hari Setiawan, Penulis adalah Bonek yang tinggal di Jember, bisa disapa di Twitter @harisetiawan165