EJ – Djadjang Nurdjaman adalah mantan pelatih PSMS Medan, tim yang akan dihadapi Persebaya yang kini ia latih. Djanur, sapaan akrabnya, punya memori bagus saat melatih tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Ia membawa PSMS naik kasta dari Liga 2 ke Liga 1.
Ia sempat melatih PSMS di Liga 1 sebelum akhirnya dipecat menyusul hasil buruk yang diraih Legimin Raharjo dkk. Kini, PSMS dilatih pelatih asal Inggris Peter Butler. Namun, kondisinya tak kunjung membaik dan PSMS harus terbenam di dasar klasemen sementara.
Laga antara PSMS melawan Persebaya yang digelar di Stadion Teladan, Sabtu (1/12) besok merupakan partai krusial bagi tuan rumah untuk bertahan di Liga 1. Kemenangan harus diraih jika ingin lepas dari jeratan degradasi.
Ditanya wartawan saat konpers pra laga (30/11) apakah mau membantu mantan timnya, Djanur menolak dengan tegas. Ia akan bersikap profesional dan berjuang mati-matian bersama Persebaya.
“Sekali lagi, saya akan berlaku dan bertindak profesional. Gak mungkin saya melacurkan diri. Penegasannya, gak mungkin saya melacurkan diri. Dan apa yang bisa saya berikan ke pemain? Hei…kalian ngalah? Kan gak mungkin,” ucap Djanur dengan nada tinggi.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini sepak bola di Indonesia sedang berada dalam sorotan akibat isu pengaturan skor yang sedang marak. “Bagaimana dan mau seperti apa sepak bola kita jika ada dagelan di Stadion Teladan besok?” tanya Djanur.
Pelatih asal Majalengka ini juga mengatakan jika ia sudah membantu PSMS dengan membawa mereka promosi. PSMS juga masih mempunyai tabungan 2 laga usai melawan Persebaya. “PSMS pun belum kiamat. Kalaupun misal (mereka) kalah dari kami besok belum kiamat. Masih ada 2 pertandingan lagi,” pungkasnya.
Laga pekan ke-33 juga penting bagi Persebaya. Jika menang, Persebaya akan semakin kokoh di papan atas dan meraih 5 kemenangan beruntun musim ini. (iwe)