EJ – Sebelum laga melawan PSMS, Persebaya meraih 4 kemenangan beruntun. Hebatnya, kemenangan itu dicapai dengan mengalahkan tim-tim papan atas. Bahkan dua kandidat juara musim ini, Persija dan PSM, dikalahkan dengan skor telak.
Namun, saat menghadapi tim juru kunci, PSMS Medan, di Stadion Teladan (1/12), Persebaya justru kalah telak. Inilah yang memicu anggapan banyak orang jika Persebaya melepas laga ini demi menyelamatkan PSMS dari ancaman degradasi.
Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, langsung membantah anggapan jika timnya main mata. “Saya ingin menepis anggapan orang. Anak-anak main dengan gentle. Artinya tidak ada kata memberi dan diberi. Tetapi kami memang kalah. Dari start mereka cukup bagus. PSMS malam ini main bagus. Kami tidak bisa keluar dari tekanan sehingga main di bawah performa tim,” ujar Djanur saat konpers usai laga
“Betul-betul fair di lapangan dan tidak ada faktor kesengajaan tim kami ingin mengalah,” tambahnya.
Senada dengan Djanur, bek kiri Persebaya, Ruben Sanadi, mengatakan jika pemain sudah bersikap profesional. “Saya jelaskan tidak ada memberi dan diberi. Kita di sini profesional. Kami kalah, sama-sama kalah. Kami menang, sama-sama menang. Kami tidak saling menyalahkan satu sama lain. Kami akan menerima hasil ini,” ucapnya.
Ruben juga mengatakan jika para pemain bermain di bawah rata-rata. Ia akan kembali fokus untuk pertandingan kandang melawan PSIS. “Kami akan berikan yang terbaik. Terutama bagi suporter kami yang datang mendukung, kami minta maaf,” ujar pemain asal Papua ini.
Laga pamungkas Persebaya di Liga 1 2018 akan digelar di Gelora Bung Tomo, Sabtu (8/12). (iwe)