Alhamdulillah, pada akhirnya Bajol ijo dapat meraih poin penuh dipertandingan pertama melawan Perseru Serui di Piala Presiden 2019 meskipun di babak pertama Persebaya sempat kecolongan 2 gol.
Banyak yang menyalahkan Miswar tentang dua gol yang tidak perlu itu. Tetapi bila kita melihat highlights-nya, bila kita benar-benar fair mengamati jalannya pertandingan, dua gol tersebut bukan mutlak kesalahan Miswar. Berikut ulasan saya:
Gol pertama terjadi karena kurangnya koordinasi di lini belakang Persebaya antara Dutra dan Syaifuddin. Kalau kita lihat reka ulangnya, itu seperti jebakan offside yang gagal. Di sini Miswar mungkin nervous hingga salah mengantisipasi arah datangnya bola.
Gol kedua terjadi (lagi-lagi) karena kesalahan lini belakang Persebaya yang telat untuk turun dan memotong pergerakan lawan. Silakan cek video reka ulang, ketika Rumbino membawa bola terlihat di sana ada tiga pemain Persebaya yang seharusnya bisa menutup pergerakan Rumbino untuk masuk ke pertahanan Persebaya atau bahkan menutup ruang tembak Rumbino untuk cetak gol.
Tapi tiga pemain Persebaya tersebut tak satu pun ada yang menghalau tendangan atau menutup pergerakan Rumbino.
Siapa pun kipernya, gol seperti itu sangat sulit dihalau. Gol itu mengingatkan saya dengan gol yang di cetak Ovan saat Persebaya menang 3-0 melawan Persija. Di mana Shahar Ginanjar yang lebih tinggi dari Miswar pun juga kesulitan menghalau tendangan seperti itu.
Dalam hal ini saya tidak menyalahkan lini belakang Persebaya. Tetapi juga tidak baik kita hanya menyalahkan Miswar saja sebelum melihat tayangan ulangnya.
Beberapa poin yang dapat di garis bawahi pada pertandingan kemarin:
Hujan deras sepanjang laga
Hujan deras sepanjang permainan jelas menyulitkan kedua Tim untuk mengembangkan permainan terbaik.
Pemain Persebaya telat panas
Tiga pertandingan terakhir Persebaya di tahun 2019 bersama pemain baru adalah melawan tim Liga 3. Sebetulnya ini hasil yang sangat baik dengan kondisi hujan dan tertinggal dua Gol Persebaya masih mampu melakukan epic comeback mengunci 3 poin dengan skor akhir 3-2.
Perseru sangat beruntung
Saya lebih menyoroti hal ini. Entah kenapa Perseru benar-benar sangat beruntung pada pertandingan kemarin. Persebaya bisa saja mencetak lebih dari 5 gol seandainya bola tidak membentur mistar gawang.
Kesimpulannya: lebih baik kita bersama-sama men-support para pemain dan pelatih, khususnya Miswar. Kita seharusnya membangkitkan semangat Miswar agar mentalnya pulih kembali. Bukan malah menghujat dan mencaci-maki dia. Hujatan dan cacian hanya membuat mentalnya semakin hancur.
Perlu kita ingat bersama, dia adalah salah satu saksi kebangkitan Persebaya. Dia datang dari jauh ujung barat Indonesia demi nama Persebaya. Dia masih sangat muda. Kurnia Meiga yang begitu dirindukan oleh Aremania dan suporter Timnas Indonesia dahulu juga memulai debut di tim senior seumuran dengan Miswar saat ini.
Miswar masih sangat muda, ayo dukung Miswar untuk jadi The Next Hendro Kartiko di Persebaya.
Dan pesan untuk Miswar: Ayo Bangkit Miswar! Baru kali ini, saya melihat kiper Indonesia dengan gaya bermain modern bak Manuel Neuer dan kamu masih sangat muda. Jalanmu masih panjang Miswar. Ayo bangkit, dan jadilah legenda di Persebaya!
Salam Satu Nyali!