Mahakarya Bonek Campus, sebuah agenda tahunan dari rekan-rekan Bonek Campus yang selalu menekankan konsep pameran literasi tentang Persebaya dan Bonek. Tak terasa pada tahun 2019 ini sudah memasuki edisi yang ketiga. Acara ini bertujuan untuk selalu mengingat perjalanan Persebaya dari tahun ke tahun. Tahun ini sudah memasuki edisi yang ketiga.
Edisi Pertama: History of Persebaya
Pada edisi pertama yang diselanggarakan pada 22 Mei 2016, Mahakarya Bonek Campus mengangkat tema “History of Persebaya”. Tema ini diambil untuk tetap menjaga semangat sepak bola di Surabaya karena pada saat itu Persebaya sedang mati suri. Edisi ini berisi literasi sejarah Persebaya dari dekade 70-an, 80-an, 90-an, sampai dengan tahun 2010 di mana awal mula dualisme Persebaya bermula.
Acara yang dilaksanakan di Coffee Toffee Jatim Expo diawali dengan bedah buku “Sepak Bola 2.0” dengan pembicara Hasbi (Fandom.id), Fajar junaedi dan Chusnudin a.k.a Cak Kaji. Ada juga talkshow dengan pembicara para legenda Persebaya, di antaranya: Yongki Kastanya, Freddy Muli, Subodro dan Madrai. Ada juga dari perwakilan dari teman-teman Pemerhati Sejarah Persebaya yang diwakili oleh Cak Gerson. Banyak kisah-kisah yang dituturkan oleh narasumber bagaimana kedikdayaan Persebaya di masa lampau, walau pada tahun itu Persebaya tidak diakui oleh federasi negeri ini. Apalagi beberapa hari sebelum edisi pertama ini bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional. Jadi, besar juga harapan saat itu agar Persebaya lekas bangkit.
Edisi Kedua: Tribute for Legend
Edisi kedua dilaksanakan pada 7 Januari 2018 yang juga bertempat di Coffee Toffee Jatim Expo. Edisi ini untuk memperingati satu tahun Persebaya kembali diakui setelah sekian lama haknya dikebiri oleh federasi. Juga untuk mengenang sahabat kita semua yang telah banyak membantu perjalanan kami, yaitu alm. Cak Oka Gundul. Tema yang diangkat pada edisi kedua ini, yaitu “Tribute for Legend”. Tema ini bermaksud untuk mengajak kawan-kawan Bonek untuk menghargai sejarah besar Persebaya agar kesebelasan yang kita cintai ini tidak dipermainkan oleh federasi seperti beberapa tahun silam.
Pengisi acara edisi ini ada dari para legenda Persebaya, di antaranya: Yomgki Kastanya dan Muharram. Dari perwakilan suporter diwakili oleh Pak Zul dan Pak Eko yang ikut tret-tet-tet tahun 1988. Ada juga bedah buku “Sepak Bola Gajah” dengan penulisnya langsung, Slamet Oerip a.k.a Suhu. Edisi ke dua ini berfokus pada perjalanan Persebaya pada dekade 80-an. karena dekade 80-an banyak momen-momen penting seperti awal mula tret-tet-tet, sepak bola gajah, kampiun 88, munculnya logo ndas mangap dan julukan Bonek bagi suporter Persebaya. Pesan juga disampaikan pada manajemen Persebaya saat ini agar tetap menjaga nama besar Persebaya dan karakter determinasinya atau yang biasa kita sebut “ngeyel”.
Edisi Ketiga: Persebaya Kita
Lalu di edisi ketiga ini, pada tanggal 16 Maret 2019 bertempat di jalan Jemursari nomor 70 Surabaya, yaitu Bober Cafe dengan tema “Persebaya Kita”. Mengambil tema tersebut dengan maksud ingin mengulas perjalanan Persebaya di kompetisi Liga 1. Tidak jauh dari edisi yang pertama dan kedua, masih terdapat talkshow lalu dokumentasi foto, kliping, artikel berita, serta koleksi jersey dan tiket selama kompetisi Liga 1 tahun 2018.
Turut menghadirkan juga para pelaku yang terkait yaitu manajemen tim, pemain dan juga dari sisi wartawan, hingga perwakilan tiap tribun. Selain itu bakal ada ulasan tentang jersey bersama Surabaya Jersey Community. Ada juga turut memeriahkan acara yang akan hadir yaitu Stand For Pride. Acara ini GRATIS buat siapapun bagi teman-teman yang ingin hadir di acara tersebut.
***
Bonek Campus tak pernah berhenti sampai sini. Kami akan tetap loyal, mencintai Persebaya dengan kemampuan kami. Sejarah adalah awal perjalanan dari sebuah langkah panjang yang akan terus berjalan, kami tak ingin sekedar mencintai Persebaya dari sudut tribun manapun. Tetapi kami mencintai Persebaya dengan cara kami, di luar stadion pun Persebaya bukan sekedar sepak bola tetapi harga diri dan kebanggaan yang akan kami bawa ke mana pun kaki ini melangkah. Ijinkan kami menjaga, melestarikan sejarah dengan kemampuan kami dalam berkarya tanpa batas, dari kami untuk Persebaya, dari kami untuk sesama rekan Bonek dan masyarakat umum. Serta dan dari kami untuk setiap perjuangan, pilihan, dan suara yang akan tetap Lantang dan tak pernah hilang.
Betul apa kata Wiji Tukul, “kebenaran takkan mati, aku akan tetap ada dan berlipat ganda.” Kami hanyalah beberapa dari keseluruhan rekan Bonek yang tetap dan akan selalu berusaha menjadi suporter yang lebih baik, tanpa paksaan, tanpa settingan dan tanpa pamrih. Ini untukmu, kebanggaan kami.
Seperti kata pepatah Yunani: “historia magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Mari bersama-sama menjaga ingatan tentang perjalanan panjang Persebaya. Kita adalah orang-orang yang akan merawat dan menjadi bagian dari sejarah klub dan kota ini. Semoga dengan agenda tahunan dari Mahakarya Bonek Campus ini akan menjadi pengingat Persebaya di jaman dulu hingga detik ini. SALAM SATU NYALI WANI!