EJ – Aksi Gruduk Jakarta yang digelar 2-3 Agustus memang telah berakhir. Namun, banyak kisah mengharukan yang bisa kita petik sebagai pelajaran. Bagaimana seorang bapak mengajari anak-anak mereka tentang arti loyalitas pada klub yang dipujanya.
Agung, arek Kapas Krampung, Surabaya ini mengajak istri dan kedua anaknya yang masih kecil ke Jakarta untuk membela Persebaya. Sejak awal, Agung memang berniat mengajak keluarga. Semua biaya dikumpulkan dari kantong pribadinya. Itu semua dilakukan agar dia bisa membeli tiket kereta api untuk istri dan kedua anaknya. Tidak sepeser pun Agung meminta bantuan. Semua atas usaha sendiri bukan dari bantuan siapa pun.
Dua malam, keluarga kecil itu tidur di atas rumput Stadion Tugu, Jakarta Utara. Selama tiga hari pula, mereka berbaur dengan berbagai kegiatan yang ada. Mulai makan bersama, antri di toilet, bermain bersama Bonek yang lain, dan tentu saja melakukan aksi bersama. Saat semua peserta aksi naik tribun, keluarga kecil itu tak ketinggalan ikut bernyanyi dan dan meneriakkan yel-yel.
“Saya dan istri mencoba mengajari anak-anak cara mencintai Persebaya. Ini seperti yang dilakukan Bapak kepada saya dulu,” kata Agung saat ditanya alasan membawa anak-anak mereka.
Dua anak mereka masih berusia di bawah enam tahun. Saat mereka tidur, Agung dan istri dengan penuh kasih sayang menyelimuti tubuh mereka dengan jaket. Angin malam di stadion sangat dingin, apalagi menjelang pagi. Saat makan, menu makan mereka sama seperti yang lainnya. Nasi bungkus dari dapur umum buatan Bonek.
Agung banyak bercerita bahwa anak-anak mereka sangat senang selama di Jakarta. Banyak Bonek yang menghibur atau mengajak mereka bermain, makan bersama, dan beberapa aktivitas lainnya.
“Suasana seperti ini membuat mereka tidak jenuh dan bosan,” seru Agung.
Tak ada hiburan layaknya dunia anak di kampung atau perumahan. Mereka bertahan penuh di lapangan sepakbola siang dan malam.
Canda tawa dan polah tingkah kedua jagoan kecilnya itu sontak membuat suasana Stadion Tugu menjadi sedikit adem. Kehadiran mereka menjadi hiburan bagi Bonek saat menunggu kedatangan salah satu anggota Exco PSSI Tony Apriliani dan Menpora Imam Nahrowi.
“Alhamdulillah, selama di Jakarta, anak-anak tidak sakit dan rewel. Padahal kami tidur di alam terbuka. Saya akan selalu merindukan Persebaya,” kata Agung saat bertemu lagi dengan EJ di Stasiun Pasar Senen Rabu siang (4/8).
Keluarga itu masih terlihat gembira. Saat EJ mengambil foto anak-anak itu, raut muka mereka nampak sangat gembira. Tidak terlihat letih ataupun capek layaknya anak-anak seusianya.
Keluarga kecil ini adalah bukti sekian aksi nyata Bonek dalam mencintai dan mendukung Persebaya. Menumbuhkan kecintaan sejak dini siapa dan bagaimana Persebaya kepada anak-anak kita adalah satu proses yang harus dilakukan agar kelak generasi penerus juga mencintai Persebaya
Agung dan keluarganya mengajarkan kepada kita untuk tidak memutus mata rantai penerus Bonek di masa yang akan datang. Dengan adanya kehadiran mereka akan membuat masyarakat berpikir ulang bahwa menjadi suporter bukanlah hal bodoh, kampungan, ndeso, atau kriminal.
“No love is greater than of a father for his son.” (dan)