Bonek dan Dejavu Musim 2018

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Masih tersimpan di memori para Bonek bagaimana Persebaya terseok-seok melalui awal hingga pertengahan musim Liga 1 2018. Kala itu Persebaya ditangani pelatih kepala Alfredo Vera. Setelah hasil gemilang di musim sebelumnya, di musim keduanya, Alfredo gagal membuat Persebaya meraih poin maksimal di awal hingga pertengahan musim. Banyak dari Bonek yang menilai Alfredo gagal memberikan solusi strategi jika Persebaya bertemu tim yang menerapkan strategi bertahan. Pertandingan demi pertandingan Bonek merasa jengah dengan permainan Persebaya yang tidak ada perkembangan. Puncaknya ketika para Bonek menyuarakan Alfredo out, inilah pucak kesabaran para Bonek.

Terjadilah pergantian pelatih dari Alfredo ke Djajang Nurjaman. Kedatangan pelatihan baru dan pemain baru terbukti membuat permainan Persebaya lebih baik dari sebelumnya. Persebaya yang semula hanya bermain bola-bola pendek saat menghadapi lawan yang bertahan total, akhirnya menemukan solusi bermain quick counter untuk membobol gawang lawan yang bermain bertahan. Di sinilah kebangkitan Persebaya dimulai. Hingga di akhir musim ditutup dengan hasil yang membanggakan bagi Bonek maupun jajaran pelatih.

Hasil melawan PSIS Semarang malam ini memaksa Bonek untuk merasakan perasaan yang sama seperti musim lalu. Coach Djanur berhasil membawa hasil yang bisa dikatakan gemilang di musim pertamanya menangani Persebaya. Apakah di musim keduanya saat ini coach Djanur akan dianggap sama dengan coach Alfredo Vera yang tidak bisa menemukan solusi jika Persebaya melawan tim yang menerapkan strategi bertahan.

Seperti yang sudah terlihat dari dua pertandingan home awal, Persebaya hanya bermain imbang. Dan kedua tim tersebut menerapkan strategi bertahan. Baik Kalteng Putra maupun PSIS. Mungkin terlalu awal untuk menilai permainan Persebaya yang sedang dibangun coach Djanur di musim 2019 ini. Yang menarik ditunggu adalah, seberapa sabar Bonek melihat klub yang dicintainya tidak meraih hasil maksimal ketika bermain di kandang. Akankah kesabaran Bonek memuncak seperti musim lalu, atau coach Djanur berhasil memberikan bukti bahwa dia layak untuk melatih klub besar dengan ekspresi tinggi dari suporternya?

Iklan

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display