Persebaya Surabaya kembali gagal memetik kemenangan di pekan ketiga Liga 1 2019. Semalam (30/5), Ruben Sanadi dkk kembali ditahan imbang 1-1 oleh tamunya PSIS Semarang. Hal ini merupakan kejadian kedua beruntun dan secara total, Persebaya belum pernah menang lagi selama lima pertandingan resmi secara berurutan sejak ditahan imbang oleh Arema Malang 2-2 di partai final leg 1 Final Piala Presiden 2019 (09/4).
Persebaya bermain sangat membosankan di dua laga terakhir. Aliran bola selalu berputar-putar saja di sektor sayap atau belakang tanpa ada keberanian melakukan tendangan dari lini kedua (meskipun Misbakus Solikin mencetak gol lewat cara ini saat vs Kalteng Putra lalu).
Sebagai pendukung klub asal Inggris, Manchester United, penulis melihat permainan Persebaya saat ini lebih mirip permainan Manchester United di era kepelatihan David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho yang sangat-sangat membosankan. Jika di Manchester di sana suporter bersuara Boring… Boring… Manchester United yang merefleksikan kebosanan suporter Mancunian melihat pola permainan yang cenderung defensif dan “parkir bus” yang tidak sesuai dengan kebiasaan klub. Maka bisa jadi dong disini seluruh Bonek bersuara Boring… Boring… Persebaya yang sama sekali tak sesuai dengan slogan terkenal klub kelahiran 18 Juni 1927 ini: Kami Haus Gol Kamu!
Mengesampingkan kualitas dari Amido Balde yang masih cedera dan apabila ditampilkan masih angin-anginan performanya maka seharusnya dengan kualitas individu masing-masing pemain yang ada dan mentalitas Wani khas Suroboyo, sudah sepantasnya para pemain Persebaya bermain ngosek dan tempo tinggi layaknya Liverpool FC. “Lho tadi Manchester United sekarang kok Liverpool ?” mungkin ada yang bertanya begitu. Bukannya apa-apa, secara kualitas pemain seharusnya Persebaya bisa bermain heavy metal ala anak didik Juergen Klopp ini kok. Saya meyakini benar hal ini. Sumber daya Persebaya ini sudah bagus, infrastruktur buat para pemain nyaris tak ada bercela serta ditambah lagi dukungan seluruh Bonek sudah mati-matian dan totalitas. Kurang apa coba? Ya kurang yakin saja! Team talk di ruang ganti perlu diharmonisasikan lagi. Saya masih yakin tim pelatih dan jajarannya mampu melakukan perombakan-perombakan yang signifikan. Kalau masih tidak ada perubahan? Ya kita pasti semua tahu jawaban paling pahitnya…
Thus, ayolah buat kembali kandang kita ini angker kembali dan berkelanjutan. Canangkanlah dalam dada para pemain Persebaya kalau kemenangan di rumah sendiri itu harga yang tak bisa ditawar! Sudah ditonton puluhan ribu Bonek kalau tidak termotivasi ya kebangetan! Ayolah berbenah atau akan tertinggal jauh. Berikan kebahagiaan bagi kami saat menonton permainanmu. Dan….kami bersikap kritis seperti ini karena kami cinta kepadamu Persebaya!
Ini kandang kita Rek! Dulu, sekarang dan nanti. (dpp)
*) Penulis adalah penggiat Pemerhati Sejarah Persebaya (PSP)