EJ – Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman mengakui jika timnya sempat terbawa tempo permainan Barito Putera. Namun, sedikit perubahan di babak kedua membuat permainan Persebaya lebih menyerang.
Di babak pertama Barito Putera bermain lebih dalam dan melakukan penguasaan bola. Evan Dimas menjadi orang pertama yang ditugaskan untuk mengatur ritme dan membangun serangan Barito Putera.
“Kami akui, terutama di babak pertama, ritme diatur sama mereka. Dan Evan Dimas bisa mengatur ritme permainan mereka. Barito Putera menurunkan tempo, sementara kami inginnya tempo cukup tinggi sehingga terbawa arus,” ungkap Djadjang.
Mengetahui hal tersebut, Djadjang menginstruksikan anak buahnya untuk berani bermain menekan di babak kedua.
“Di babak kedua ada perubahan, setelah kasih masukan di kamar ganti, lebih menekan, banyak sekali ciptakan peluang, tapi hanya dua yang menjadi gol,” ungkap pelatih yang akrab disapa Djanur itu.
Ya, di babak kedua Persebaya mampu bermain lebih menekan. Dua gol tercipta lewat Damian Lizio (78’) dan Manuchehr Jalilov (87’). Sayang, lengahnya lini belakang membuat Persebaya harus kebobolan dua gol pada menit ke-69 dan 90.
“Namun kembali masalah kami terulang, yaitu soal fokus di injury time. Menit 90 kehilangan fokus sehingga ada yang free dan bisa samakan kedudukan,” ungkap Djanur.
“Soal pertahanan, hanya kurang fokus sebetulnya, dua-duanya tidak terjaga di depan gawang, dan itu terjadi. Soal fokus, apalagi di menit-menit akhir. Itu menjadi PR kami,” tandasnya. (riz)