Mengapa Dzhalilov-Lizio Ngosek di Pramusim Tapi Jeblok di Liga

Damian Lizio dan Manuchekehr Dzhalilov. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

EJ – Persebaya resmi berpisah dengan Manuchekhr Dzhalilov dan Damian Lizio. Performa menjanjikan saat pramusim tak mampu dipertahankan keduanya pada putaran pertama Liga 1 bergulir.

Penampilan gemilang sempat ditampilkan keduanya ketika Bajol Ijo mengarungi dua turnamen pra-musim, yaitu Piala Presiden dan Piala Indonesia. Manu Dzhalilov mampu menjadi Top Scorer Piala Presiden 2019 dengan mengemas 5 gol. Lizio juga mampu menjadi motor serangan selama persebaya mengarungi kedua turnamen tersebut, namun performa keduanya dirasa kurang mampu memberikan dampak besar ketika putaran pertama Liga 1 bergulir

Mengapa Dzhalilov?

Tercatat 14 pertandingan telah dilalui Dzhalilov selama membela Persebaya di Liga 1 2019 dengan torehan 5 assist dan 1 gol bagi Persebaya. Dzhalilov adalah pemain serba bisa di sektor penyerangan Persebaya, bisa ditempatkan pada sisi sayap, penyerang tengah, bahkan bisa juga untuk gelandang serang. Namun mengapa Dzhalilov dilepas?

Iklan

Dzhalilov selalu masuk pada skema formasi dari Pelatih Djadjang Nurjaman hingga caretaker Bejo Sugiantoro, ia dipercaya selalu menghiasi daftar nama yang dibawa di setiap matchday. Kemampuan Utility Player (pemain serba bisa) yang dimilikinya menjadikan banyak opsi bagi pelatih untuk mengutak-atik strategi.

Sektor sayap seringkali dihuni oleh Dzhalilov, baik saat menjadi starting line up, maupun saat menjadi pemain pengganti. Sektor ini banyak dihuni pemain-pemain yang tak kalah secara kualitas dengan Dzhalilov, nama-nama seperti Irfan Jaya dan Osvaldo Haay yang notabene adalah punggawa Timnas, serta Oktafianus Fernando yang menorehkan performa apik dan efektif selama dipercaya menjadi starting line up. Tiga nama lokal di atas, sudah mengemas lebih dari 1 gol sejauh ini. Torehan tersebut yang dapat menjadi acuan jajaran petinggi serta pelatih untuk melepas Dzhalilov yang berlabel pemain asing.

Disamping faktor kontribusi yang minim dan kompetisi di sektor sayap yang ketat, kebutuhan skuad juga bisa menjadi faktor besar dilepasnya Dzhalilov. Banyaknya pemain bertahan berlabel Timnas di Persebaya “memaksa” jajaran pelatih dan manajemen untuk mendatangkan pemain baru bertipe defensif yaitu Aryn Williams untuk menutup lubang yang ditinggalkan selama Timnas berlaga. Dzhalilov harus merelakan slot pemain Asia-nya pada gelandang bertahan berpaspor Australia tersebut sesuai kebutuhan tim.

Inkonsistensi Lizio dan gaya yang telah terbaca

Pada awal kedatangannya, penampilan impresif dapat disajikan Damian Lizio. Pemegang 11 Caps bersama timnas Bolivia tersebut mampu memberikan 1 assist dan 1 gol pada debutnya bersama Persebaya saat menjamu Persidago Gorontalo pada gelaran 16 besar piala Indonesia. Lizio juga mampu menjadi motor serangan persebaya di gelaran Piala Presiden 2019, hingga membawa Bajol Ijo menembus laga final turnamen tersebut.

Penampilan gemilang pada pra musim tersebut tak mampu dijaga Lizio selama putaran pertama liga bergulir. Menorehkan 1167 menit bersama persebaya, ia menorehkan 2 gol dan 2 assist. Banyaknya menit bermain namun minim kontribusi sebagai playmaker bisa menjadi pertimbangan dilepasnya Lizio. Dari 27 gol yang mampu dicetak persebaya sejauh ini, Lizio hanya mampu berkontribusi kurang dari 7 persen.

Tipikal gelandang kreatif dengan daya jelajah yang minim ala Damian Lizio juga dapat menjadi poin utama dilepasnya pemain yang pernah menimba ilmu di klub junior River Plate ini. Walau selalu menjadi eksekutor bola-bola mati Persebaya, Lizio belum mampu maksimal dalam menyatukan gaya bermainnya dengan Persebaya. Gaya bermain yang tersaji di gelaran pramusim seakan menjadi “materi” berajar para pelatih rival, guna mencari cara mempersempit ruang gerak pemain bertipe Classic No.10 seperti Lizio.

Tentu pemain bertipikal seperti lizio tak sepenuhnya kurang bersinar di liga teratas Indonesia, sebut saja Paulo Sergio yang sukses menjadi juara liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC. Namun semua kembali pada kebutuhan tim dan kontribusi pemain tersebut. Terbukti pada putaran pertama liga bergulir, lizio tak dapat berkontribusi banyak untuk Persebaya.

Datangnya Diogo Campos dari Kalteng Putra juga semakin memberi jawaban bahwa tipe gelandang Box to Box-lah yang dibutuhkan untuk mengisi lini tengah Persebaya saat ini. Gelandang yang mempunyai mobilitas tinggi, menjelajah seluruh sudut lapangan dan cepat dalam skema Counter Attack yang cocok dengan gaya David Da Silva. (rkk)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display