PSIS 0, Persebaya 4: Skema 4-3-3 Green Force Kini Sempurna

Otavio Dutra merayakan golnya ke gawang PSIS. Foto: EJ
Iklan

EJ – Hampir tiga musim terkahir mulai dari Liga 2 hingga musim kedua Persebeya bermain di Liga 1, tim ini identik dengan 4-3-3. Mulai di bawah coach Iwan Setiawan, Alfredo Vera, Djajang Nurdjaman, caretaker Bejo Sugiantoro, hingga kini dibawah Wolfgang Pikal, Persebaya masih setia dengan formasi 4-3-3.

Dengan formasi ini Persebaya seakan memainkan formasi template, artinya ketika pergantian pemain dilakukan maka formasi tetap di 4-3-3. Tidak ada pemain pengganti yang karakternya mengubah permainan.

Yang menjadi masalah adalah ketika lini tengah Persebaya kehilangan pemain kuncinya, maka mulai terlihat perbedaan dari tim inti. Masih ingat dengan Alfredo Vera, di bawah pelatih asal Brasil tersebut, Persebaya sangat sering bongkar pasang pemain tetapi stuck dengan 4-3-3.

Persebaya butuh pemain tengah yang berkelas. Beberapa pemain pernah dicoba, mulai dari Robertino Pugliara, Manu Dzalilov, Damian Lizio. Tetapi pemain-pemain tersebut “melempem” di tengah jalam. Ketika lini kedua ini tak berjalan maka lini depan kekurangan suplai bola, meski wing back mereka Ruben Sanadi, Aburizal Maulana/Novan Sasongko kerap kali naik ke depan. Tak cukup mengurai masalah tersebut.

Iklan

Dua Rekrutan Anyar Jawab Masalah Tersebut

Bermain di Stadion Moch. Soebroto Persebaya langsung menurunkan dua pemain barunya yakni Aryn Williams dan Diogo Campos. Turun dengan formasi yang sama 4-3-3, kedua tampil hati-hati sepanjang 15 menit awal. Terlihat selama durasi tersebut hanya menghasilkan satu shooting dan itu pun off target. Di menit ke 8, Irfan Jaya tidak bisa melanjutkan pertandingan, Oktafianus lalu mengisi tempat Irfan. Kedua tim masih bermain di tempo yang sama.

Diogo yang dipasang menjadi attacking midfielder benar-benar menjadi pemain yang membuat lini tengah maupun belakang PSIS kebingungan. Hampir semua sisi lapangan ia jelajahi. Ini membuat Fiki Pasamba bekerja keras. Ia selalu terlihat di manapaun Diogo berdiri.

Yang menarik adalah ketika post lini tengah yang ditinggal Diogo kosong. Lini kedua Persebaya tinggal menyisakan Aryn Williams dan Rahmat Irianto. Tetapi kosongnya post tersebut tidak membuat baik Aryn maupun Irianto kesulitan. Karena Fiki Pasamba yang mengawal ketat Diogo harus ikut turun ketika pressing. Lini tengah tetap 2 vs 2. Tetapi lini belakang PSIS kini menghadapi empat striker sekaligus. Persebaya jelas diuntungkan dengan skema ini.

Ini terlihat ada Irianto yang sepanjang 90 menit bermain tidak terlalu bekerja keras, ia hanya tinggal mengisi ruang di sebelah Aryn. Ketenangan dan teknik dari Aryn tampaknya membuat Irianto tak kesulitan. Aryn bahkan punya catatan sangat baik dalam match ini. Ia menghasilkan empat tekel dan tiga intersep.

Gol pertama Persebaya terjadi pada menit 28. Memanfaatkan corner kick, Otavio Dutra berhasil menceploskan bola ke gawang Jandia Eka Putra melalui assist Ddiogo. 1-0 Persebaya unggul. PSIS tampaknya masih kesulitan untuk memasuki pertahanan Persebaya. Bagaimana tidak, terlihat hanya Septian David lah dari flank kanan yang sering maju bantu Marini yang tak dapat suplai dari lini kedua. Sementara flank kiri yang diisi Hari Nur, nihil.

Sebelum babak pertama usai, Diogo kembali membuat assist, kali ini bagi rekannya dari Brasil, David Da Silva. Gol ini terjadi ketika wing back PSIS coba ikut naik ke depan, tetapi lini tengah tak bisa suplai bola, kesempatan terbut berhasil dimanfaatkan duo Brasil ini untuk merubah skor. Babak pertama Persebaya 2, PSIS 0. David Da Silva sepertinya memerankan fungsi yang berbeda dengan musim lalu. Meski dalam tiga pertandingannya Da Silva sudah membukukan dua gol. Tetapi ia terlihat sebagi pemantul bola, bukan target man seperti musim lalu.

Babak kedua baru berjalan tiga menit, papan skor kembali berubah. Kali ini Diogo Campos mencoba membuat penonton terhibur dengan free kick mematikan. Tiga gol PSIS sekarang tertinggal. Merespon hal itu, Bambang Nurdiansyah langsung menurunkan Bruno Silva yang menggantikan Fiki Pasamba. Maka PSIS saat ini memainkan formasi 4-4-2. Marini mendapatkan teman dut sekarang. PSIS terus menekan yang membuat defense line Persebaya turun sangat dalam.

Dengan ditariknya Fiki Pasamba maka lini tengah PSIS kini menyisakan dua pemain. Heru Setiawan dan Jonathan. Dari lini tengah ini proses gol keempat Persebaya terjadi. Memanfaatkan kesalahan lini kedua PSIS, Oktafianus berhasil masuk ke tengah dan memberikan assist kepada Osvaldo Haay. Empat gol kali ini PSIS tertinggal. Merespon ketertinggalan tersebut, Bambang coba memasukkan wing back Fredian Wahyu mengganti Saffrudin Taha. Hasilnya ada progress, Fredian beberapa kali berhasil menembus flank kiri Persebaya untuk memberikan umpan crossing ke Bruno/ Marini. Tetapi skor tetap tak berubah.

Catatan Sepak

Aryn Williams dan Diogo Campos benar-benar menjadi kepingan puzzle yang selama ini sangat dibutuhkan oleh Persebaya. Kedua pemain langsung nyetel dengan gaya baru Persebaya yang lebih direct. Visi misi Aryn sangat terlihat jelas, begitu pula dengan Diogo Campos yang pada pertandingan ini mencatat dua assist dan satu gol. Ia adalah Man of The Match pada pertandingan ini. Dengan datangnya kedua pemain anyar tersebut tentu diharapkan Persebaya akan mendapatkan raihan yang maksimal di putaran kedua ini. Lini tengah semakin kaya. Dengan formasi seperti pada pertandingan ini, di mana Diogo Campos di dalam formasi bermain sebagai attacking midfielder, tetapi pada kenyataan pemain ini diberi kebabasan untuk naik dan turun. Celakanya, dia tak pernah kehabisan tenaga untuk melakukan tugas tersebut. Apalagi setelah Rahmat Irianto menjadi defensive midfielder. Masih ada nama lain, Fandi Eko, Rendi Irwan, Rachmad Hidayat, Misbakus Solikin. Celakanya lagi adalah Alfred Riedl belum turun tangan terhadap tim ini. 4-3-3-mu makin sempurna Jol! (arv)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display