Lagi dan lagi Persebaya masih kesulitan menang di kandang sendiri. Debut Wolfgang Pikal di pinggir lapangan belum membuahkan hasil maksimal. Persebaya harus puas bermain tanpa gol melawan Borneo FC, Jumat (11/10/2019). Ini menjadi hasil seri ke-8 ketika bermain di Stadion Gelora Bung Tomo. Delapan hasil tersebut bukan tanpa sebab, pasalnya Persebaya cukup kesulitan jika melawan tim dengan gaya permainan negative football.
Babak Pertama: Tak Maksimalnya Flank Kiri Persebaya
Kedua tim bermain dengan formasi awal 4-3-3, formasi ini tentu mengejutkan untuk Borneo FC. Karena mereka sangat jarang memainkan formasi tersebut. Seperti dalam tulisan “Bedah Lawan” sebelumnya, Borneo FC di bawah asuhan Mario Gomez selalu memainkan formasi berbeda tergantung siapa yang akan menjadi calon lawannya. Dari formasi ini, terlihat Gomez mengintruksikan anak asuhnya untuk duel di semua sisi.
Lima menit awal, anak asuh Wolfgang Pikal langsung menyerang, terutama dari flank kanan melalui Irfan Jaya yang mendapat dukungan Aburizal Maulana. Persebebaya pegang kendali permainan tapi dalam kurun waktu tersebut hanya fokus ke sisi kiri pertahanan Borneo FC yang dikawal Nurdiansyah. Tak mudah bagi Irfan Jaya untuk memasuki ruang ini. Ada pun Misbakus Solikin, pemain yang paling dekat dengan Irfan malah tidak terlalu muncul perannya. Borneo FC tak tinggal diam, pada menit ke-11, Renan Silva yang selalu ditempel ketat oleh Hidayat mampu melepas shoot dari luar kotak pinalti, beruntung bola tepat pada posisi Miswar berdiri.
Serangan-serangan Persebaya menemui jalan buntu, karena baik lini kedua Borneo yang dijaga Sultan Sama dan Juan Alsina, atau pun back four mereka bermain cukup disiplin, hasilnya Persebaya beberapa kali coba troughpass ke depan, terutama kepada Da Silva yang kesulitan dapat suplai bola dari lini kedua. 20 menit berjalan, Borneo FC mulai kendalikan permainan, tapi lebih banyak bermain di areanya sendiri. Mereka coba memancing atau coba mengendalikan permainan dengan memperlambat tempo.
Lepas menit ke 20, kedua tim cenderung bermain dengan tempo lambat. Sambil sesekali melancarkan serangan. Persebaya beberapa kali mengancam gawang yang dijaga Gianluca Pandenyewu, tetapi penampilan apik dalam debutnya membuat Bajol Ijo belum berhasil mencetak gol.
Oktafianus yang bermain di flank kiri tampaknya kesulitan mendapat aliran bola. Karena Ruben Sanadi yang jarak naik, karena Terens Puhiri cukup berbahaya jika dibiarkan. Sementara Aryn Williams ikut bantu Hidayat dalam mengunci Renan Silva, meski tak seperti Hidayat yang berada di manapun Renan Silva berada. Aryn cenderung menutup ruang di sebelah Hidayat. Sementara Misbakus cenderung bermain pasif. Tak terlihat perannya selama 45 menit jalannya laga.
Babak Kedua: Persebaya Lebih Direct, Borneo FC Kontrol dengan Tempo Lambat
Persebaya langsung bermain cepat di awal babak kedua. Sundulan Otavio Dutra dari umpan corner kick masih mampu di tepis Gianluca. Tak berselang lama, pada menit 51 giliran Misbakus yang mengancam gawang Borneo FC. Tinggal berhadapan dengan Gianluca, tapi sayang, tendangan Misbakus masih menyamping di sisi kiri gawang.
Persebaya lebih bermain direct ball, meski masih mengandalkan post dari Irfan Jaya. Beberapa kali Da Silva juga turun jemput bola, karena bola dari lini tengah Persebaya cukup kesulitan menembus Sultan Sama dan Wahyudi Hamisi. Hamisi yang masuk di akhir babak pertama menggantikan Juan Alsina yang mengalami cedera, langsung bertugas mematahkan serangan yang dibangun dari lini kedua Persebaya. Sementara Oktafianus masih kebingungan karena kurangnya suplai bola terhadapnya.
Borneo FC bukan tanpa peluang, sekali dua kali mereka mengandalkan counter attack. Renan Silva masih dengan shooting kerasnya beberapa kali sempat membahayan gawang Miswar. Pada menit 62, free kick Aryn yang keras masih dapat diblok oleh Gianluca yang tampil cukup apik di bawah mistar.
Pada menit ke 65, akhirnya Misbakhus digantikan oleh Rendi Irwan. Rendi lebih berani untuk menusuk ke dalam. Ia bahkan dengan driblingnya beberapa kali sempat masuk kotak enam belas Borneo FC. Pada menit ke 78, Pikal memasukkan Alwi Slamat untuk menggantikan Oktafianus. Terjadi pertukaran posisi saat Alwi masuk. Irfan kini berada di flank kiri sedang Alwi berada di kanan. Kini sisi kiri Persebaya menjadi hidup. Ruben Sanadi dan Irfan Jaya pegang penuh sisi kanan pertahanan Borneo FC. Beberapa penetrasi keduanya mempu mengirimkan umpan crossing atau tusukan-tusukan ke dalam kotak pinalti. Pergantian skema ini dirasa telat, mengingat menjadi hidupnya flank kiri Persebaya. 12 menit tak cukup bagi Irfan untuk memaksimalkan eksploitasi sisi kanan pertahanan lawan.
Hingga peluit akhir dibunyikan, tak ada gol yang tercipta dari pertandingan ini.
Catatan Sepak
Persebaya yang punya catatan kurang baik di kandang harus masih terjuang berjuang untuk membalikkan fakta tersebut. Tetapi yang menarik adalah, delapan hasil seri di kandang tersebut adalah melawan tim dengan gaya permainan negative football yang lebih mengedepankan hasil dari pada gaya permainan. Tiga kemenangan Persebaya di kandang saat menghadapi Persela, Persib, dan Persipura, semuanya bermain terbuka. Ini tentu menjadi PR besar bagi Pikal, di mana lawan sengaja bermain cenderung bertahan saat bermain di Gelora Bung Tomo. Skema pergantian pemain Persebaya yang hanya mengganti pemain berkarakter sama juga menjadi kendala. Jika diperhatikan ini seperti template saja, tak ada pemain pengganti atau pergantian pemain yang sifatnya mengubah gaya bermain. (arv)