EJ – Badai dan awan kelam hasil buruk belum beranjak dari Persebaya setelah menelan kekalahan di kandang melawan PSS Sleman, Selasa (29/10). Takluk dengan skor 2-3 membuat rekor tak terkalahkan di Kandang dipecahkan oleh Tim Berjuluk Elang Jawa Super tersebut.
Bermain dengan dukungan Bonek yang hadir tak mampu membuat anak asuhan Wolfgang Pikal menampilkan permainan efektif. Sebaliknya, PSS mampu bermain efektif dan menciptakan gol dari sedikit peluang yang ada.
Babak Pertama
Permainan terbuka disajikan kedua tim di awal-awal babak pertama. Persebaya mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu melalui kombinasi Campos dan Da Silva. Kubu tamu juga sesekali menekan melalui skema serangan balik.
Persebaya harus kecolongan gol di menit ke-16. Kelengahan para pemain Bajol Ijo dalam mengantisipasi skema serangan balik dimanfaatkan dengan baik oleh Jefri Kurniawan yang berlari menyisir sisi kiri pertahanan Persebaya. Aksi solo run-nya mengelabui barisan pertahanan Persebaya dan diakhiri dengan tendangan keras yang bersarang di gawang Miswar Saputra, 0-1 untuk PSS Sleman.
Asa untuk Green Force tumbuh melalui gol penyama kedudukan yang dicetak Da Silva di menit ke-34. Menerima umpan terobosan Oktafianus, Da Silva mampu melewati penjagaan pemain belakang Sleman kemudian menceploskan bola dengan akurat ke jala gawang PSS yang dikawal Ega Risky.
Persebaya sempat mengganti dua pemainnya yang mengalami cidera, masing-masing adalah Irfan Jaya dan M. Hidayat. Keduanya digantikan oleh Aryn Williams dan Osvaldo Haay. Irfan Jaya sendiri masih sempat melanjutkan permainan setelah mengalami treatment, namun akhirnya ditarik keluar.
Prahara bagi Green Force terjadi di lima menit menjelang berakhirnya babak pertama. Dalam tempo dua menit, PSS Sleman mampu mencetak dua gol yang menyentak seisi stadion Gelora Bung Tomo
Gol kedua Tim tamu terjadi di menit ke-41, melalui situasi set piece di sisi kiri pertahanan Persebaya, Guilherme Barata mampu melepaskan umpan terarah ke kotak penalti yang disambut tandukan keras Haris Tuharea. Bola bersarang untuk kedua kalinya di jala Green Force.
Skema serangan balik Elang Super Jawa memang benar-benar menjadi momok yang menakutkan bagi lini pertahanan Persebaya. Kali ini Yevhen Bokhasvili yang menjadi aktor terciptanya gol ketiga PSS di menit ke-43. Berlari membelah pertahanan Persebaya, Top skorer PSS tersebut membuat kocar-kacir pemain bertahan Bajol Ijo. Melewati Aryn Williams dan Syaifuddin, ia mampu menaklukan Miswar Saputra untuk menciptakan gol ketiga bagi Tim tamu. Skor 1-3 bertahan hingga berakhirnya babak kedua.
Babak Kedua
Tak jauh berbeda seperti babak pertama, kedua tim masih bermain terbuka dan mengandalkan skema masing-masing. Persebaya masih memegang bola lebih dominan namun efektifitas masih minim. Sedangkan Kubu tim tamu masih mengandalkan serangan balik cepat.
Pada menit ke-60 Persebaya mendapat peluang yang cukup unik, dimana mendapatkan tendangan bebas di dalam kotak penalti hasil dari back pass pemain belakang Persebaya. Namun tendangan yang dieksekusi Da Silva masih mampu di hadang pagar hidup pemain PSS
Persebaya sempat memperkecil kedudukan melalui penalti yang dieksekusi Campos pada menit ke-74. Penalti tersebut tercipta setelah Rendi Irwan dilanggar di dalam kotak pelalti oleh Pemain PSS Sleman, Gufran.
Selepas gol kedua Green Force, serangan lebih ditingkatkan Ruben Sanadi Dkk. Namun masih belum mampu menjebol rapatnya pertahanan tim tamu. Skor 2-3 bertahan hingga wasit Thoriq Al Katiri meniup peluit panjang berakhirnya laga.
Hasil ini merupakan kekalahan pertama Persebaya di Gelora Bung Tomo. Sekaligus memperpanjang rentetan hasil nihil kemenangan selama enam pertandingan beruntun.
Hilangnya fokus saat transisi dalam menyerang ke bertahan menjadi hal yang sangat mencolok pada laga ini. Dua dari tiga gol PSS tercipta dari skema serangan balik cepat. Tim tamu juga sangat mengandalkan pemain-pemain cepat mereka untuk menembus pertahanan Green Force, terbukti M.syaifuddin dan Hansamu berulangkali kewalahan dalam meredam kecepatan para pemain PSS.
Tergelincir lagi dan lagi dan seperti kehilangan taringnya membuat keangkeran stadion Gelora Bung Tomo memudar pada laga ini. Untuk merangkak naik ke papan atas juga semakin berat karena Green Force tak mampu memangkas jarak dengan tim-tim di atasnya.
Jadi, Alasan apalagi Persebaya? (rgl)