EJ – Pil pahit kembali ditelan oleh Persebaya kala Ruben Sanadi dkk harus takluk di kandang sendiri menghadapi PSS Sleman di Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/10). Skor 2-3 bagi kemenangan tim tamu PSS memberikan luka bagi Persebaya dan Bonek. Seusai pertandingan Bonek melakukan aksi protes terhadap manajemen dengan membakar papan sponsor maupun chants protes ke pemain serta manajamen Persebaya.
Persebaya mengalami tren negatif dengan 6 pertandingan tanpa kemenangan. Menjadikan tren terburuk Green Force sejak promosi di Liga 1 musim lalu. Selain itu, laga kemarin menjadi kekalahan pertama Persebaya di kandang sejak dikalahkan Borneo FC musim lalu dengan skor 0-1.
Namun, bukan pertama kalinya Persebaya kalah di kandang oleh PSS Sleman. Jika melihat ke belakang. Hal tersebut pernah terjadi di 2004 kala Persebaya asuhan Jaksen F Tiago menjadi juara Divisi Utama X (Liga Bank Mandiri). Kekalahan pertama di Gelora 10 November kala itu PSS Sleman dilatih oleh Daniel roekito dan masih diperkuat Seto Nurdiantoro(sekarang pelatih PSS Sleman), Deca Dos Santos, Marcelo Braga dan Anderson Da Silva.
Nama terakhir menjadi pencetak gol kemenangan atas Persebaya yang diunggulkan untuk menang. Bahkan Anderson mengatakan Persebaya kala itu menjadi momok bagi setiap tim yang menjadi lawan Persebaya. Pemain bintang seperti Hendro Kartiko, Bejo Sugiantoro, Danilo Fernando, dan Christian Carasscao menjadi beberapa pemain kunci Persebaya dalam merengkuh juara.
Momen 15 tahun kini terulang kemarin. Tapi kali ini Persebaya harus menerima Kekalahan yang lebih menyakitkan karena Persebaya masih harus bersaing untuk terhindar dari papan bawah. Dengan kondisi psikologi tim yang belum bisa bangkit dari rentetan hasil buruk. Persebaya harus mampu meniru perjuangan 15 tahun lalu. Di mana saat itu manajemen, pelatih, pemain dan suporter mampu bersinergi menjadikan Persebaya sebagai tim yang paling di segani. (osc)