Sebuah Sinyal Positif dari Aji Santoso

Aji Santoso saat latihan perdana. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

“Mohon izin ke semua anggota grup Persebaya Legend untuk sore hari ini saya sudah mulai melatih Persebaya.”

Sesaat sebelum memimpin latihan perdananya bersama Persebaya, Aji Santoso meminta restu kepada para legenda yang tergabung dalam grup WA “Persebaya Legend”. Para legenda seperti Muharrom Rusdiana, Yongky Kastanja, Aly Mashuda mendoakan agar Aji sukses bersama Persebaya.

Tak ada rasa canggung bagi Aji saat memberi pengarahan kepada para pemain Persebaya di Lapangan Polda Jatim, Kamis (31/10). Persebaya sudah dianggapnya sebagai rumah sendiri.

Nama Aji ikut andil dalam jalan juara Persebaya. Saat masih menjadi pemain, pemain kelahiran Kepanjen, Malang ini ikut mengantarkan Persebaya juara Liga Indonesia musim 1996/1997. Ia bersama Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi (keduanya menjadi asisten Persebaya saat ini) merengkuh trofi Liga Indonesia untuk pertama kalinya. Di final, Aji mencetak gol pembuka ke gawang Bandung Raya. Laga itu dimenangkan Bajol Ijo dengan skor 3-1.

Iklan

Aji pernah menjadi pelatih Persebaya sebanyak dua kali. Ia pernah dikontrak satu pertandingan saat Persebaya bermain di zona playoff promosi/degradasi. Persebaya menang lewat adu penalti saat melawan PSMS Medan dan lolos ke ISL 2009/2010.

Karir Aji sebagai pelatih berlanjut saat ia mengantar Persebaya juara paruh musim Liga Primer Indonesia (LPI) 2011. Sayang, kompetisi itu dihentikan di tengah jalan akibat konflik dualisme PSSI.

Meski pernah bermain untuk Arema, komitmen Aji untuk Persebaya tak diragukan lagi. Aji adalah pelatih dengan DNA juara di Persebaya.

Usai latihan, Aji mengatakan kepada para wartawan tentang misinya yang ingin mengembalikan karakter Persebaya. Ya, sejak Persebaya kembali ke kompetisi sepak bola nasional, karakter dan gaya bermain yang ditunjukkan oleh para pemain cenderung tidak konsisten. Banyaknya pergantian pelatih menjadi faktor mengapa hal itu bisa terjadi. Ditambah lagi mayoritas pelatih berasal dari luar yang belum sepenuhnya memahami karakter dan gaya bermain Persebaya.

Tugas Aji mengembalikan Persebaya menjadi klub yang disegani di kancah sepak bola nasional cukup berat. Namun setidaknya, Aji memberikan sinyal positif untuk Persebaya. Bagaimana Aji meminta restu kepada para legenda sebelum memimpin latihan. Ia juga tidak melupakan akar Persebaya dengan mengembalikan karakter permainan.

Kultur baik ini harus bisa membuka mata manajemen agar tidak mengambil jarak dengan para stakeholder Persebaya lainnya. Tak hanya pemain yang dituntut bermain dengan hati namun manajemen juga harus bekerja menggunakan hati. Semua untuk Persebaya.

Selesaikan masalah-masalah yang hingga saat ini masih mengganjal. Seperti konflik klub internal, perseteruan Mess Karanggayam dengan Pemkot, hingga tidak diperbolehkannya Persebaya berlatih di Gelora 10 November, Tambaksari.

Mulailah mengubah gaya komunikasi dengan Bonek. Setiap kebijakan yang dikeluarkan hendaknya tidak terkesan menjadikan Bonek sebagai obyek. Hilangkan jarak antara pemain dengan pendukungnya. Kurangi drama-drama tidak penting yang berimbas munculnya rasa saling curiga.

Manajemen sebenarnya dikarunia nikmat yang luar biasa dengan fanatisme Bonek. Tanpa disuruh, Bonek rela mengeluarkan dana untuk membeli tiket dan merchandise original. Sisi positif ini perlu dijaga agar tidak ada kejadian seperti kericuhan saat laga lawan PSS akibat komunikasi yang buruk antara kedua pihak, manajemen dan Bonek.

Maka, sinyal positif dari Aji bisa menjadi momentum agar Persebaya bisa lebih baik ke depan. Tugas menyelamatkan Persebaya agar tetap berada di kasta tertinggi bukan hanya tugas Aji semata. Namun para pemain, manajemen, dan Bonek harus juga mau membantu Aji.

Untuk permulaan, kita bisa memberikan kesempatan terlebih dulu kepada Aji untuk memimpin Persebaya hingga akhir musim. Siapapun pelatih Persebaya saat ini memang tidak ideal. Namun setidaknya Aji pernah membuktikan jika ia mempunyai komitmen tinggi untuk Persebaya.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display