Aksi-Aksi Suporter Luar Saat Protes Manajemen Klub

Suporter Manchester United menerbangkan spanduk berisi protes untuk manajemen. Foto: Getty Images
Iklan

EJ – Tak puas dengan manajemen Persebaya, Bonek turun lapangan usai laga melawan PSS Sleman. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes agar jajaran manajemen segera melakukan langkah sehingga tim kebanggaan kembali ke jalur kemenangan. Aksi tersebut merupakan hak Bonek. Sayangnya, terjadi perusakan fasilitas stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Perusakan dengan membakar lapangan atletik dan jaring gawang menjadi catatan tersendiri atau preseden buruk di tengah upaya Bonek memperbaiki diri dan melakukan hal-hal baik.

Lantas apa yang bisa dilakukan untuk memberi tekanan kepada manajemen tanpa merugikan Persebaya dan Bonek? Adakah cara lebih elegan yang bisa dilakukan? Tentu saja jalan itu ada. Contohnya dengan merefleksikan kembali serta mencontoh suporter yang melakukan aksi secara elegan.

EJ mencoba mengumpulkan beberapa aksi dari berbagai sumber yang mungkin bisa menjadi contoh dan bisa diadaptasi Bonek saat melakukan aksi protes kepada manajemen.

Iklan

1. Aksi suporter Manchester United terbangkan spanduk protes

Suporter Manchester United menerbangkan spanduk dengan pesawat yang melintasi Old Trafford sebelum kick off yang berbunyi “Ed-Masih Gagal: #Woodward Out,”. Aksi pendukung Manchester United pada 20 Oktober 2019 saat menjamu Liverpool ini bisa ditiru. Dalam situasi yang hampir sama dengan Persebaya, Red Devil mencatatkan rentetan hasil buruk dan suporter Manchester United menginginkan wakil eksekutif Manchester United itu meninggalkan klub mereka.

Foto: express.co.uk

2. Aksi suporter Manchester United bikin klub baru

Jengah dengan pemilik klub, Malcolm Glazer, fans setan merah membuat klub anyar sebagai bentuk protes mereka. Klub yang dibentuk pada 2005 ini dinamakan FC United of Manchester. Klub tersebut berlaga di kasta ke-7 Liga Inggris dan bermarkas di Gigg Lane berbagai dengan Bury, kemudian sejak 2015 pindah Broadhurst Park.

Foto: shieldsgazette.com

3. Aksi suporter Newcastle United boikot laga kandang

Tidak suka dengan keberadaan pemilik klub, Mike Ashley, yang tidak becus mengurus Newcastle United, suporter The Maggpies memboikot laga kandang Newcastle melawan Arsenal. Menariknya, meski benci dengan Mike Ashley, mereka tetap mendukung pelatih Steve Bruce dan pemain agar bisa meraih hasil positif.

Ribuan suporter memboikot laga itu dan nonton bersama di warung sekitar. Setelah terlebih dahulu melakukan aksi di depan stadion St. James Park.

Para suporter ini juga memberi pernyataan dengan sorotan media, mereka menegaskan ingin menunjukkan kepada khalayak luas bahwa mereka melawan pemilik klub Mike Ashley karena manajemen yang buruk.

“Sudah waktunya untuk mengambil sikap dan memboikot pertandingan lawan Arsenal adalah awal dari gerakan kami, yang bertujuan untuk memaksa Ashley untuk menemukan yang benar dan mempunyai ambisi untuk klub,” terang suporter Newcastle United seperti dilansir The Mag.

Foto: bleacherreport.com

4. Aksi suporter Borussia Dortmund protes mahalnya harga tiket

Suporter Borussia Dortmund melempar bola tenis ke dalam lapangan sebagai bentuk protes mahalnya tiket pertandingan. Hal itu terjadi ketika melakoni laga perempat final DFB Pokal melawan VFB Stuttgart di Mercedes-Benz Arena, pada 2016 lalu. Laga itu sendiri dimenangi Dortmund dengan skor 3-1.

Sebelumnya melakukan aksi tersebut, ribuan suporter Dortmund tidak langsung duduk saat memasuki lapangan. Mereka dengan sengaja berdiri selama 20 menit dan membentangkan sebuah spanduk yang bertuliskan “Sepak bola seharusnya terjangkau’ di depan bangku yang kosong.

Pada menit ke-24, ribuan bola tenis pun terlihat beterbangan masuk ke tengah lapangan. Alhasil wasit pun langsung menghentikan pertandingan sejenak dan para pemain pun terpaksa memunguti ribuan bola tenis itu ke luar lapangan.

Aksi itu dilakukan para suporter setelah kenaikan harga tiket yang awalnya hanya dibanderol sebesar 54 euro atau sekitar Rp1 juta menjadi 70 euro atau Rp 1,3 juta dan yang paling murah 46 euro Rp900.00 menjadi 60 euro Rp 1,1 juta. Kurs pada tahun 2016.

Foto: charlton.vitalfootball.co.uk

5. Aksi suporter Leeds United semangati pemain meski dipastikan terdegradasi

Di luar aksi protes kepada manajemen, apa yang dilakukan suporter Leeds United mungkin bisa menjadi refleksikan diri. Pada 2004 lalu, suporter Leeds United memenuhi Stadion Ellan Road yang mempunyai kapasitas 37.697 saat menjamu Charlton Athletic. Meski saat itu, Leeds United dipastikan degradasi. Fans tetap menyanyi memberi dukungan sepanjang pertandingan.

Bahkan Leeds yang sempat unggul 3-2, kemudian disamakan menjadi 3-3 dukungan kepada skuad Leeds kian mengencang.

Puncaknya ketika peluit panjang berbunyi, suporter Leeds melakukan pitch invasion. Menarik dicermati, bukannya melakukan aksi kekerasan maupun merusak, justru pemain Leeds diserbu layaknya pahlawan. Momen haru menjadi penutup laga terkahir Leeds United di kasta tertinggi Premier League. (msr)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display