EJ – Sisa enam laga, Semen Padang masih berada di posisi 17. Jika dalam sisa pertandingan tersebut mereka tak bisa memperbaiki performanya, bisa jadi musim depan mereka akan turun kasta. Semen Padang full team dalam menghadapi Persebaya Kamis (28/11/19).
Meski berada di klasmen dua dari bawah, tetapi dalam urusan kemasukkan gol, Semen Padang punya catatan terbilang bagus. Mereka hanya kemasukkan 37 gol, rataan kemasukkan gol lima tim paling bawah adalah 43. Masalah mereka hanya di lini depan. Dari 28 laga yang telah dijalani mereka baru mencetak 27 gol. Mereka baru saja menjalani partai krusial melawan Kalteng Putra pekan lalu. Duel penghuni dasar klasmen tersebut berhasil dimenangkan oleh Semen Padang.
Sering Lakukan Rotasi Pemain
Entah apa yang dilakukan coach Eduardo Almeida. Hampir di setiap laga ia selalu mengubah formasi juga komposisi pemain. 4-3-3, 4-5-1, 4-2-3-1 pernah dicoba pelatih berkebangsaan Portugal tersebut. Perubahan komposisi yang sering dilakukan adalah pada sektor fullback. M. Rifqi dan Roni Rosadi sering di rotasi, M. Rifqi juga beberapa kali menjadi centre back.
Sementara duet centre back kerap diisi Dedi Guzmawan dan Syaeful Anwar. Sementara lini tengah coach Eduardo sering menempatkan tiga gelandang. Flavio Beck menjadi metronom tim. Jika lini depan mengalami kebuntuan, tak jarang Flavio bantu naik ke depan. Ia didampingi Yu Hyun dan Manda Cingi.
Begitu juga dengan lini depan, meski kerap menggunakan tiga pemain depan, tetapi starting eleven hampir selalu berubah. Meski begitu ada satu nama yang harus diwaspadai lawan. Nama tersebut adalah Dedi Hartono. Ia aktif bergerak di flank kanan, sejauh ini tiga gol telah ia cetak.
Karl Max dan Vanderlei Francisco kerap bergantian mengisi lini depan sebagi striker tunggal. Dari lini ini terselip nama pemain lokal, Mariando Uropmabin. Ia aktif di flank kiri. Pada saat menahan imbang Persija awal bulan November lalu, ia turut mencatatkan namanya di papan skor. Dribble dan positioning-nya bagus.
Kelebihan: Aktif Menyerang Melalui Flank Kanan
Dalam catatan penulis dalam tiga laga terakhirnya. Semen Padang selalu aktif menyerang melalui flank kanan. Pos ini diisi oleh Dedi Hartono. Dribble dan akurasi umpannya bagus, ia juga kerap membuka ruang bagi Flavio untuk dapat bantu bola naik. Flavio juga kerap masuk ke flank kanan ini, ia tak sendiri. Sebab, Roni Rosadi sebagai full back kanan juga kerap overlap.
Nilai di atas adalah catatan attack sides Semen Padang selama tiga laga terakhir. Aktifnya lini serang bagian kanan selama tiga laga terakhir Semen Padang bukan tanpa sebab. Sering dirotasinya sisi kiri Semen Padang menjadi salah satu faktor mengapa lini penyerangan antara kanan dan kiri “njomplang.” Pergerakan 26 persen di lini tengah digunakan oleh nama Flavio Junior Yu Hyun Koo dan Manda Cingi sebagai defensive midfielder.
Dalam laga melawan Persija bisa menjadi contoh. Dedi Hartono ciptakan assist bagi Vanderlei. Tak hanya itu saja, saat menang melawan Kalteng Putra pekan lalu ia benar-benar menjadi pembeda. Flavio Beck didorong agak ke depan, ia sering bantu suplai bola kepada flank kanan yang diisi Dedi.
Aktifnya Flavio Beck dan Dedi Hartono bisa jadi kunci pada laga nanti. Meski lini depan yang diisi Karl Max atau Vanderlei tak terlalu produktif untuk ukuran striker. Tapi aktifnya lini serang kedua bisa menjadi hal yang patut diwaspadai lawan.
Kelemahan: Sulit Antisipasi Direct Ball dan Set Piece
Meski beberapa kali bermain dengan dua defensive midfielder, Semen Padang masih kesulitan dalam antisipasi direct lawan. Masalahnya direct lawan sering masuk melalui sisi flank kanan atau kiri dari Semen Padang. Sebagai contoh pada laga melawan Kalteng Putra. Meski menang tetapi ketika Matsunaga dan Pahabol sering bergerak cepat, sisi kanan pertahanan Semen Padang selalu tertinggal.
Ditahan imbang Persija 2 – 2 juga bisa menjadi contoh lemahnya antisipasi direct dan set piece. Gol pertama oleh Simic menjadi kelemahan ansipasi dalam hal ini. Sementara gol kedua Persija oleh Ryuji berasal dari corner kick. Pun begitu beberapa kali Ismed dan Heri Susanto sering lakukan umpan crossing yang sulit dibaca oleh dua centre back Semen Padang.
Hal di atas juga sangat terlihat ketika Semen Padang melawan Bhayangkara. Dengan skor 2-2, tetapi kelemahan Semen Padang sepertinya memang berada pada lini belakang yang sulit membaca set piece, bola atas, atau pun lawan dengan gaya bermain direct. Ini bukan tanpa sebab, karena rotasi pemain yang sering dilakukan sepertinya menjadi problem tak padunya pertahanan Semen Padang.
Sebab lain adalah Semen Padang tak begitu jelas dalam hal gaya bertahan. Apakah gunakan man to man marking atau high pressing. Keduanya belum terlihat di tim ini. Mereka sering meninggalkan ruang-ruang kosong di sisi antara devensive third dan middle third. Sehingga memudahkan lawan untuk direct.
Catatan Sepak:
Semen Padang boleh jadi berada di papan bawah. Tetapi tiga laga terakhirnya bisa jadi hal yang harus diperhitungkan lawan. Meski kelemahan masih terlihat disektor belakang, tetapi determinasi serangan dari lini tengah sudah cukup membantu perubahan tim. Masalah mungkin berada di lini depan yang tumpul. Karl Max maupun Vanderlei terbilang striker yang minim kontribusi jika dilihat label mereka sebagai pemain asing. Bola mati juga harus diwaspadai lawan. Dedi Hartono dan Flavio punya kelebihan dalam hal ini. (arv)