EJ – Persebaya berhasil menuntaskan perjalanan delapan pertandingan tak terkalahkan dengan catatan enam menang dan dua hasil imbang. Hasil positif terakhir saat mengalahkan tuan rumah Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi sebuah kebanggaan bagi anak asuh Aji Santoso. Persija yang baru saja memastikan diri lolos dari zona degradasi pekan lalu mendapatkan ujian yang sesungguhnya dari Bajol Ijo.
Dengan jeli Aji Santoso mampu mempersiapkan taktik cerdas. Tahu kapan menyerang dan bertahan, tahu kapan harus lakukan duel, pressing, counter attack. Tahu apa yang diinginkan pelatih. Menjadikan Persebaya bermain dewasa. Yang membuat kita agak sedikit khawatir ketika mengetahui bahwa Rachmat Irianto dipasang menggantikan posisi Ruben Sanadi. Tetapi sepanjang 90 menit ia justru tampil bagus. Kemenangan ini sekaligus mengantarkan Persebaya saat ini berada di posisi tiga besar.
Tiga Gol Babak Pertama
Persebaya turun dengan 4-2-1-3 sementara Edson Tavares menurunkan 4-3-3 seperti biasanya. Persebaya langsung curi gol saat pertandingan baru berjalan 7 menit. Solorun Da Silva tidak mampu diikuti oleh lini tengah Persija hingga Xandao. Da Silva kirimkan umpan kepada Osvaldo yang berdiri bebas tanpa kawalan. Satu gol Persebaya unggul.
Setelah gol tersebut, tampaknya Persija langsung merespon dengan melakukan high pressing, hingga babak pertama berakhir tercatat Persija melakukan 15 kali fouls. Persija tahu betul jika kekuatan Persebaya adalah pada counter attack. Maka dari itu mereka lakukan high pressing dengan tak segan melakukan pelanggaran untuk mencegah Persebaya sukses lakukan counter attack.
Persija aktif pada flank kanan, di mana Irianto sudah menunggu. Irianto yang menggantikan Ruben terbilang sukses pada posisi barunya. Irianto adalah role model pemain modern, selama musim ini ia pernah bermain di tiga posisi berbeda, centre back, defensive midfielder, dan fullback. Ia punya kelebihan dalam membaca permainan lawan. Riko jadi tak leluasa pada posisinya hingga pada akhirnya pada babak kedua ia bermain di sisi kiri. Irianto tahu betul yang dihadapi adalah Riko, sehingga ia hanya sesekali maju hingga separuh lapangan. Ia, fokus pada pertahanan.
Gol Diogo Ubah Taktik Kedua Tim
15 menit awal Persebaya bermain menunggu dengan penempatan positioning para pemain untuk bisa segera lakukan counter attack. Jarak antar lini cukup rapat. Sehingga ketika menjalankan transisi dari bertahan ke menyerang menjadi mudah. Persebaya juga paksa Persija bermain melebar. Meski dalam permainan mereka cenderung bermain pada posisi di mana Riko berada.
Gol Diogo juga berkat taktik counter attack yang bagus. Abu Rizal yang berada di middle third langsung arahkan crossing kepada Osvaldo, ia berikan sebuah assist yang mampu diselesaikan oleh Diogo. 23 menit berjalan Persebaya sudah unggul dua gol.
Salah satu kunci berhasilnya transisi tersebut adalah positioning para pemain. Para pemain Persebaya mengisi space yang ditinggalkan para pemain Persija. Ini yang membuat Persebaya dengan mudah memasuki final third, meski dalam catatan babak pertama Persebaya catatkan dua shoot on target yang semuanya menjadi gol.
Persija Setelah Tertinggal Dua Gol
Tetapi tujuh menit berselang Persija mampu memperkecil kedudukan menjadi 1-2 berkat gol dari Simic. Penaltinya mampu dibaca oleh Miswar, tetapi bola rebound-nya mengarah ke tengah dan Simic berada dalam posisi siap eksekusi bola untuk kedua kalinya.
Pelatih Persija, Edson sepertinya menyadari kelemahan timnya sehingga bisa kecolongan dua gol melalui skema counter attack. Fitra Ridwan tidak efektif dalam bertahan, ia kerap tertinggal atau terlambat dalam pressing. Oleh sebab itu, Ryuji Utomo dimasukkan untuk memperkuat lini tengah mematahkan built-up pemain Persebaya.
Di babak pertama ini peran Ryuji masih berlum terlihat, ia masih kerap tertinggal ketika menutup para pemain Persebaya. Sementara Sandi Sute sering sekali melakukan pelanggaran ketika terlambat cegah pemain Persebaya.
Catatan Osvaldo dan Rian
Osvaldo bisa jadi bintang permainan pada babak pertama. Satu gol dan satu assist berhasil ia sumbangkan. Beberapa hari sebelum laga, Aji mengatakan senang dengan kembalinya dua pemain yang membela Timnas Sea Games. Osvaldo Haay dan Rachmat Irianto. Sebagai catatan Osvaldo dan Rian baru pertama kali masuk dalam starting line-up di bawah Aji Santoso. Penampilan Rian pada posisi terbarunya ini cukup membuat Riko pada babak kedua harus beralih di flank kiri. Rian cukup sukses dalam posisi fullback.
Di sisi lain, Osvaldo terakhir kali bermain dengan tim adalah saat kalah 2-3 melawan PS Sleman saat itu masih dipegang oleh Pikal. Delapan pertandingan sudah ia tak bersama tim. Tapi sebagai top skor Sea Games cabang sepak bola ia perlu membuktikan hal tersebut. Lini belakang Persija mungkin tidak menyiapkan hal untuk antisipasi Osvaldo karena ia absen cukup lama. Ia mungkin luput dari pengamatan pelatih lawan. Sehingga ia menjadi “lakon” terciptanya dua gol untuk Persebaya.
Dalam Tempo Tinggi, Persebaya Tak Ubah Pola Permainan
Pada babak kedua jalannya laga, tak ada gol tambahan. Bukan tanpa sebab, meski Persija kuasai penuh jalannya babak kedua, tetapi kedisiplinan para pemain Persebaya membuat Macan Kemayoran kesulitan menembus pertahanan Persebaya.
Melihat timnya tertekan dan tidak mampu lakukan counter attack. Persebaya justru memasukkan pemain depan selanjutnya. Oktafianus yang kurang maksimal diganti oleh Irfan Jaya. Dengan harapan fullback Persija tak leluasa untuk maju ke depan. Tetapi masalah lain muncul, suplai bola dari lini kedua tidak ada, sehingga masuknya Irfan agak kurang maksimal. Ryuji Utomo benar-benar menjadi pembeda setelah ia dimasukkan pada pertengahan babak pertama. Perannya di babak kedua masih terlihat cukup kuat. Ia berada di zona untuk mencegah bola dari lini kedua masuk.
Sulit Kembangkan Permainan
Hampir memasuki menit ke-70, Persebaya masih sulit kembangkan permainan. Karena Persija lakukan high pressing. Dalam kondisi seperti ini justru para pemain Persebaya terlihat seperti kehabisan tenaga. Aryn dan Hidayat perannya tak maksimal, sehingga Sandi Sute, Ismed, dan Rohit, bergantian masuk di flank kiri pertahanan. Sementara Riko eksplotasi sisi kanan pertahanan Persebaya dengan dibantu Tony.
Alwi Slamat dimasukkan untuk menyegarkan lini tengah dengan mengganti Hidayat. Ia dimasukkan dengan tugas yang berbeda. Tugasnya adalah memutus aliran bola para pemain Persija. Meski beberapa kali ia bisa memutus serangan tetapi permainan direct Persija membuat Persebaya bertahan dengan cara zonal marking.
Kebiasaan zonal marking ini ternyata sulit ketika akan coba man to man marking ketika lawan bermain direct. Low block dan permainan rapat menjadi alternatif ketika lawan bermain direct. Dalam situasi seperti ini, Persebaya memang bisa mengamankan zonanya. Ini terlihat dalam catatan jika Persija tidak mampu lakukan shoot on target satu pun ke gawang Mmiswar. Meski Persebaya juga melakukan hal yang sama, tetapi dalam permainan yang berbeda. Artinya pola serangan Persija tak sukses membuat perbedaan selama 45 menit babak kedua.
Catatan Sepak
Datangnya dua pemain (Osvaldo dan Rian) menjadi tambahan skuad Persebaya. Pelatih tak kesulitan atur taktik. 4-2-1-3 tampaknya sudah melekat pada Persebaya disisa akhir musim ini jika melihat rencana yang dimainkan oleh pelatih. Persebaya sukses redam Persija. Persebaya sukses curi poin penuh di kandang lawan.
Secara taktik dan strategi tim tahu betul kapan menyerang dan kapan bertahan, tim juga tahu kepada siapa sebuah posisi diisi. Persebaya bermain dewasa malam itu. Satu laga nanti menjadi uji coba terakhir Aji Santoso untuk persiapan musim depan menjadi sebuah tim yang lebih dewasa dalam bermain. (arv)