Persebaya dan Pemkot Surabaya, Mari Bersinergi!

Presiden Persebaya Azrul Ananda dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini /Foto : Joko Kristiono/EJ
Iklan

Pada 24 Oktober 2019, FIFA secara resmi mengumumkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Beberapa stadion diajukan PSSI untuk menyelenggarakan event bergengsi dua tahunan itu. Salah satunya Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.

Masyarakat surabaya menyambut dengan antusias event bergengsi yang mempertandingkan tim sepak bola terbaik di dunia itu. Termasuk Pemkot Surabaya. Dalam unggahan di kanal media Pemkot, dengan bangganya GBT menjadi salah satu venue Piala Dunia. Pemkot dengan penuh optimis ingin mewujudkan mimpi anak Surabaya untuk bermain di ajang bertarungnya tim-tim nasional terbaik di dunia.

Berselang sehari setelah Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah, akun Instagram @BanggaSurabaya yang merupakan akun pelayanan publik Pemkot Surabaya mengapresiasi PSSI. Karena telah berjuang untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah. Pemkot memuat sebuah gambar dengan caption “MARI WUJUDKAN MIMPI ANAK-ANAK SURABAYA”.

Pemkot ingin mewujudkan anak-anak Surabaya tampil di ajang sepak bola internasional. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah Pemkot memang berkomitmen untuk mewujudkan ataukah hanya karena kota Surabaya menjadi sorotan publik setelah menjadi salah satu venue? Mari kita lihat jawaban dari pernyataan itu dengan melihat keputusan-keputusan yang diambil nantinya.

Iklan

Persebaya yang merupakan klub legendaris asli kota Surabaya selama ini telah dikenal sebagai klub telah mengorbitkan pemain-pemain muda yang hebat. Di zaman sekarang kita mengenal nama besar seperti Evan Dimas, Hansamu Yama, Rachmat Irianto, hingga Rizky Ridho.

Persebaya dan Pemkot sebenarnya memiliki satu tujuan yang sama yaitu mewujudkan mimpi anak-anak Surabaya untuk bermain ini liga sepak bola tertinggi di tanah air hingga level dunia. Kedua pihak bisa saling bersinergi untuk mewujudkan mimpi anak-anak Surabaya itu dengan cara yang berbeda tetapi tetap satu tujuan.

Persebaya bisa mewujudkannya dengan mengorbitkan pemain-pemain muda hasil liga internal untuk bermain di klub utama atau di kelompok umur. Sedangkan Pemkot bisa mewujudkannya dengan memberikan fasilitas terbaik sebagai tempat berlatih untuk para calon pemain sepak bola hebat dari kota Surabaya dan Persebaya yang merupakan wadah bagi calon pemain yang ingin mengasah bakat.

Dengan dijadikannya GBT sebagai salah satu venue maka perlu pembenahan di segala aspek agar layak untuk menggelar event internasional. Dengan direnovasinya GBT otomatis persebaya di musim 2020 harus mencari stadion sebagai kandang baru. Persebaya sempat melirik Gelora Delta Sidoarjo. Tetapi rencana itu pupus setelah mendengar pernyataan pihak kepolisian Sidoarjo yang tidak akan memberi izin persebaya bermain di Sidoarjo karena akan menyedot massa yang banyak.

Tentunya pihak Persebaya ingin tetap bermain di Surabaya karena bagaimana pun sepak bola merupakan ajang hiburan bagi seluruh masyarakat. Di kota besar lain banyak yang ingin memiliki tim sepak bola profesional dan berlaga di ajang tertinggi di tanah air. Selain membawa nama harum daerahnya juga menjadi wadah putra daerah untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain profesional. Di sisi lain apakah Pemkot tidak menginginkan hal serupa?

Menggunakan Stadion Gelora 10 November

Persebaya berharap bisa menggunakan Gelora 10 November (G10N) sebagai kandang untuk menyelenggarakan pertandingan home. Persebaya bersedia untuk membantu merenovasi G10N agar lolos verifikasi sehingga dapat digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan di Liga 1.

Banyak aspek yang harus dipenuhi dalam verifikasi stadion di antaranya lampu, kualitas rumput, konstruktur bangunan, dll. Jika nanti Persebaya benar-benar diizinkan untuk memakai stadion legendaris ini, pihak Persebaya, Pemkot, dan Bonek bisa saling bersinergi untuk merenovasi stadion. Bonek bisa membantu memoles stadion ini dengan membuat aksi mengecat bareng seperti yang telah dilakukan di GBT beberapa waktu lalu.

Penulis yakin ratusan Bonek akan datang untuk membantu salah satu bentuk perenovasian stadion kebanggaan kota Surabaya. Semoga pihak Persebaya dan pemkot menemukan titik terang karena bagaimanapun Persebaya merupakan wadah bagi anak-anak Surabaya untuk mewujudkan mimpinya. Jangan sampai kebencian salah satu pihak membuat keputusan yang mengubur mimpi anak-anak itu.

Dengan berkandang di stadion legendaris yang bersejarah tim kebanggaan arek-arek Suroboyo akan bermain lebih ngeyel lagi dalam mewujudkan asa kita yaitu menjadi juara. Seperti yang kita ketahui, Persebaya pada musim 2018 berada di peringkat 5, sedangkan pada musim 2019 berada di posisi runner up. Bukan tidak mungkin pada musim 2020 persebaya akan membuat sejarah dengan mengangkat trophy juara Liga 1 yang merupakan ajang persepakbolaan tertinggi di tanah air. (*)

*) Penulis merupakan mahasiswa Biologi di salah satu kampus negeri kota Surabaya dan bisa ditemui di akun @Mdwi17

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display