EJ – Liga 1 2020 akan dimulai akhir pekan ini. Tapi, kasus transfer Abduh Lestaluhu ke Persebaya Surabaya tak kunjung menemui titik terang. Manajemen Persebaya akhirnya menyerahkan keputusan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Transfer Abduh ke Persebaya sebelumnya harus terhambat karena tidak mendapat izin dari Persikabo. Padahal, Persebaya merasa sudah menjalin kesepakatan dengan Abduh saat kontrak sang pemain bersama Persikabo berakhir.
Meski belum bergabung, Persebaya sudah mengenalkan Abduh saat acara perkenalan tim pada 8 Februari 2020 lalu. Tindakan yang kemudian “dibalas” oleh Persikabo.
Saat acara perkenalan tim Minggu (23/2/) kemarin Persikabo juga memperkenalkan Abduh. Bahkan, sang pemain hadir langsung dalam acara yang diselenggarakan di Stadion Mini, Cibinong itu.
Nah, dihinggapi ketidakpastian, Persebaya akhirnya menyerahkan permasalahan kepada PSSI dan LIB. Sejak beberapa hari lalu, manajemen Persebaya sudah mengirimkan bukti-bukti kepada PSSI dan LIB.
“Kami sudah kirim ke LIB soal kronologis, salinan kontrak, bukti transfer, sudah kami kirimkan ke sana. Jadi sekarang posisi kami menunggu proses lanjutan dari LIB maupun PSSI terkait Abduh,” kata sekretaris Persebaya, Ram Surahman.
“Sebenarnya kami tidak mau berpolemik, jadi kami menyerahkan kepada LIB maupun PSSI. Mereka menyampaikan sebelum kompetisi bergulir tanggal 29, soal Abduh akan diputuskan,” tambahnya.
Manajemen Persebaya sendiri merasa lebih berhak untuk mengikat kontrak Abduh. Sebab, sang pemain sudah menjalin kesepakatan dan bahkan sempat menerima uang muka.
“Kami merasa sudah dalam jalur, tidak ada masalah. Karena itu Abduh juga berani tanda tangan kontrak dan juga menerima uang muka. Ketika kami kontrak posisi dia adalah pemain bebas, artinya sudah tidak terikat dengan klub sebelumnya,” ungkap Ram.
Kini, Persebaya tinggal menunggu kebijaksanaan PSSI dan LIB. Manajemen berharap PSSI dan LIB bisa mengambil tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kami berharap apapun putusan yang diambil oleh LIB atau PSSI itu berdasarkan kepada bukti-bukti objektif yang ada, jadi bukan hal-hal lain. Secara objektif di Liga kan ada regulasi, kami berpatokan kesitu. Ada law of the game, terus ada regulasi kompetisi, saya kira itu bisa jadi rujukan,” tandasnya. (riz)