EJ – Gelaran Liga 1 musim 2020/2021 akan dibuka dengan partai yang mempertemukan dua tim asal Jawa Timur. Persik Kediri yang memegang jabatan sebagai juara Liga 2, akan bertemu dengan runner up Liga 1 musim lalu, Persebaya. Keduanya pernah bertemu di Piala Gubernur Jatim. Meski kalah 1-3, Persik tentu punya sesuatu yang akan ditampilan nanti, jika tak ingin mengulangi kekalahan yang sama di pra musim. Anak asuh Joko Susilo terus berbenah. Skuad untuk musim ini sudah di launching. Apa yang akan ditampilkan Macan Putih pada partai pertama patut kita tunggu. Sebagai tim promosi musim ini, apakah hanya numpang lewat, atau bisa jadi sebagai perusak dominasi papan atas.
Raihan Persik di dua musim terakhir terbilang fantastis. Pada musim 2017/2018, mereka masih berada di Liga 3. Musim itu juga Persik menjadi juara Liga 3 dan otomatis dapat jatah naik kasta ke Liga 2. Pada musim pertamanya di Liga 2, Persik langsung tancap gas. Mereka juara Liga 2, praktis dengan capaian tersebut, tiket ke Liga 1 berhasil dikantongi Faris Aditama dkk. Prestasi tersebut tentu sangat sulit dilakukan klub lain. Lantas racikan apa yang akan dilakukan oleh coach Joko Susilo musim ini? Sebagai juara Liga 2, tentu punya kredibilitas tinggi.
Raih Hal Positif dari Pramusim
Menghadapi musim 2020/2021, Persik resmi merilis skuadnya beberapa waktu yang lalu. Beberapa nama masih dipertahankan, tentu sebagai pertimbangan kestabilan tim. Tapi formasi serta taktik seperti apa yang akan dipraktikkan Macan Putih? Jika melihat laga pramusim, Persik lebih cenderung bermain dengan formasi 4-3-3 meski pada pernah juga coba pakai formasi 3-5-2 saat melawan Bajol Ijo di laga pertama Piala Gubernur Jatim.
Dengan formasi 3-5-2, Persik kalah 1-3. Tetapi itu baru langkah awal yang diterapkan Joko Susilo. Dalam pertandingan tersebut, timnya punya banyak catatan evaluasi terutama pada masalah transisi, baik menyerang ke bertahan atau sebaliknya. Sangat terlihat kesalahan mendasar dilakukan para pemainnya. Pada pertandingan tersebut, tak terlihat Persik sebagai tim pemegang gelar Liga 2, meski ini hanya event pramusim, tetapi seharusnya pola dasar permainan masih terjaga, di samping juga ada pergantian pelatih dari Budiarjo Thalib ke Joko Susilo.
Laga kedua, Persik bertemu dengan Madura United. Hasil dari evaluasi pertandingan pertama sudah terlihat, terutama masalah transisi dan starting eleven. Perubahan formasi dari 3-5-2 ke 4-3-3 menuai hasil positif dari segi permainan, meski laga berakhir dengan skor 1-0 untuk Madura United tetapi satu hal yang pasti, Persik mulai temukan pola permainan.
Duet Sackie Doe, Paulo Sitanggang di lini tengah cukup merepotkan barisan lini tengah Madura United. Transisi memang berjalan baik, tetapi masalah lain muncul. Persik tak punya cukup pemain lini depan dengan naluri cetak gol bagus. Antoni Putro, Faris Aditama,Ronaldo Wanma, tumpul.
Kita coba lihat hasil evaluasi demi evaluasi di pertandingan yang sudah tak lagi menentukan bagi Persik. Bertemu Bhayangkara FC, Persik malah tampil superior. Tiga gol tanpa balas berhasil mereka lakukan dalam laga yang tersebut. Dengan formasi 4-3-3 Persik sebetulnya pada awal laga masih kesulitan karena starting eleven yang diturunkan tidak seperti saat laga melawan Madura United. Joko Susilo lebih memberikan jam terbang bagi para pemain yang belum pernah turun pada dua laga sebelumnya.
Meski begitu, perubahan pertandingan baru terasa ketika masuknya Sackie Doe dan Paulo Sitanggang. Persik lebih direct dan ini terbukti menyulitkan para pemain lawan. Tiga gol dicetak oleh tiga pemain yang berbeda. Faris Aditama, Antoni Bakmaz, dan Paulo Sitanggang mencatatkan namanya di papan skor.
Halpositif yang diperoleh Persik dari pra musim kali ini adalah mereka sudah dapat pola permainan yang jelas, formasi, dan juga starting eleven. Dari jumlah gol, tiga laga yang mereka jalani mendapatkan catatan empat memasukkan dan kemasukkan dengan angka yang sama. Tetapi yang menarik adalah Bakmaz sebagai centre back menjadi pencetak gol terbanyak dengan sumbangan dua gol. Semua gol itu ia sumbangkan melalui tandukan kepalanya.
Lini Tengah Padu, Lini Depan Tumpul
Dari hasil pramusim tentu belum benar-benar meyakinkan Joko Susilo untuk mengarungi musim ini. Terutama soal tumpulnya lini depan. Striker baru didatangkan guna mematangkan lini depan, nama Patrik Bordon sempat masuk tetapi ia punya masalah cedera dan tak lolos tes medis. Akhirnya mau tak mau Joko Susilo harus memaksimalkan sisa pemain depan yang ada, dan semua nama adalah pemain lokal.
Meski tidak ada nama striker asing di lini depan, lawan tentu harus waspada dengan makin padunya lini tengah Persik. Paulo Sitanggang dan Sackie Doe akan menjadi ancaman bagi Persebaya nanti. Sackie Doe punya driblling yang bagus, serta pergerakan bebas Paulo Sitanggang yang ikut sumbangkan satu gol dalam Piala Gubernur kemarin. Lawan juga harus waspada ketika tim ini mendapatkan bola mati. Antoni Bakmaz bahkan cetak gol saat melawan Persebaya di pertemuan terakhir kedua tim.
Harapan Persik jelas bergantung pada lini tengah, jika suplai bola dari lini tengah terhenti, bukan tidak mungkin Persik akan kesulitan masuk ke area lawan apalagi cetak gol, karena pemain depan mereka hingga saat ini belum menunjukkan sesuatu yang dianggap oleh lawan sebagai warning. (arv)