Alhamdulillah. Itulah ucapan syukur para pejuang Persebaya yang berhasil membangkitkan klub yang dipaksa mati oleh federasi. Sebuah perjuangan yang memerlukan waktu sangat panjang. Bonek sudah tidak melihat Bajul Ijo berlaga. Sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Waktu, pikiran, tenaga, dan uang sudah mereka korbankan hanya demi melihat 11 orang yang berlaga dengan sebuah logo suro dan boyo di dadanya.
Kerinduan kami akan pertandingan mungkin sudah bisa tercapai setelah anggota Exco PSSI menandatangani tentang diperbolehkannya Persebaya mengikuti kompetisi musim depan. Alhamdulillah. Walau pun hanya sebuah kompetisi Divisi Utama namun tempat itu sudah dirasa pantas. Selain juga untuk mengasah para pemain, juga untuk mengubah citra negatif Bonek.
Saya salut dengan perjuangan para Bonek, terutama kepada seorang Bonek cilik yang baru kelas 6 SD nekat ikut aksi Gruduk Jakarta. Bagaimana tidak, dia hanya bermodal Rp 50 Ribu untuk berangkat ke ibukota. Sungguh perjuangan yang sangat sangat luar biasa. Mbrebes mili cak salut gae loyalitase!
Sedikit pesan untuk manajemen agar ke depan dapat membuat Persebaya seperti sedia kala yang sangat begitu disegani. Dan untuk Bonek, semoga dengan kembalinya Persebaya, Bonek dapat lebih dewasa lagi. Jadikan masa-masa sulit menjadi sebuah motivasi untuk semakin solid. Aku yakin iso Cak! Terima kasih juga buat para suporter klub lain yang sudah rela membantu Bonek dalam berbagai acara, terutama saat Gruduk Jakarta. Banyak rekan-rekan suporter yang membuat posko untuk Bonek. Matur suwun dulur kabeh.
Sebelum saya akhiri, saya ingin mengucapkan selamat buat Bajul Ijo Junior yang sudah mencapai babak final dalam Liga Pelajar U16. Walaupun kalah di final, setidaknya sudah dapat membuktikan meski klub sedang mati suri namun kompetisi internalnya tetap berjalan. Selamat Cak! Kamulah yang akan menjadi punggawa Bajul Ijo kelak .
Salam 1 Nyali! Wani!