EJ – Selain menunda kompetisi, PSSI juga membuat kebijakan yang berhubungan dengan kontrak kerja pemain dan staf. Yakni meminta klub untuk membayar gaji sebesar 25 persen dari nilai kontrak awal pada bulan Maret sampai Juni.
Masalahnya, para pemain Persebaya serta klub-klub lain sebenarnya masih berlatih dan bertanding pada bulan Maret. Persebaya misalnya, sempat menjalani satu pertandingan melawan Persipura Jayapura pada tanggal 13 Maret 2020.
Setelah bertanding, Persebaya juga masih sempat menjalani latihan rutin sampai tanggal 21 Maret 2020. Setelah itu, tim pelatih meliburkan pemain selama satu pekan. Sementara surat keputusan PSSI nomor SKEP/III/2020 yang berkaitan dengan penundaan dan penyesuaian gaji baru beredar pada tanggal 27 Maret 2020.
Salah satu pemain Persebaya, Bayu Nugroho pun memberikan sedikit catatan terhadap keputusan PSSI untuk membatasi gaji sebesar 25 persen selama jeda kompetisi. Terutama untuk pembayaran gaji di bulan Maret.
“Kalau untuk bulan Maret saya dan mungkin teman-teman juga merasa kurang tepat, karena kami masih ada kegiatan, mungkin sampai tanggal 20 Maret. Saya sendiri berharap kebijakan yang diambil PSSI dan manajemen bisa diterima semua pihak,” kata Bayu.
“Tapi kalau untuk bulan selanjutnya kami serahkan semua keputusan dan kewenangan pada manajemen dan PSSI, karena kondisinya memang seperti ini (kesulitan karena wabah corona,red),” ucapnya pada 2 April lalu.
Soal aturan gaji 25 persen itu, Persebaya sendiri berusaha menaati keputusan PSSI, termasuk untuk pembayaran gaji di bulan Maret.
“Persebaya ini kan anggota PSSI, kalau umpamanya dibilang tidak mengenakkan pasti semua juga sama, makanya kami berbicara dengan para pemain,” kata sekretaris Persebaya, Ram Surahman.
“Jadi tidak dalam kacamata satu pihak. Artinya saat ini memang masa sulit semuanya. Sekarang klub tidak ada pemasukan itu benar, bahwa klub sekarang harus membayar hak-hak pemain juga benar. Jadi kami tekankan kepada pemain bahwa ini memang situasi sulit,” ucapnya.
Meski begitu, Persebaya sampai saat ini masih belum melakukan perubahan kontrak kerja secara resmi. Segala komunikasi antara manajemen dengan pemain dan pelatih dilakukan via sambungan telepon sebagai antisipasi wabah corona.
“Belum (merubah kontrak). Kemarin situasinya kami menghindari tatap muka. Surat (PSSI) itu muncul di tengah himbauan pemerintah untuk mengurangi kegiatan, jaga jarak atau social distancing,” kata Ram.
“Jadi setelah libur latihan (tanggal 22 Maret,red) itu kami fokus lihat situasi. Pada akhirnya ada surat itu (di tanggal 27 Maret,red). Kami memberi opsi kepada mereka apakah bertahan di Surabaya atau balik, kalau mau balik kami fasilitasi.”
Kemungkinan, perubahan kontrak kerja paling cepat baru akan dilakukan pada bulan Mei atau ketika para pemain mulai berkumpul kembali di Surabaya. Kini, seluruh pemain Persebaya dipersilakan pulang sampai waktu yang belum ditentukan. (riz)