Aryn Williams menjalani latihan ringan ditemani sang pacar di kota kelahirannya, Perth, Australia. Saat ini, peraturan lockdown untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 telah dicabut. Mereka pun bisa pergi ke taman untuk jogging dan ke pantai untuk berlatih.
Selama pandemi ini, ia tetap bisa terhubung dengan para pemain Persebaya lainnya. Meski terpisah jarak yang cukup jauh, Persebaya mengadakan latihan online yang diikuti semua pemain, termasuk Aryn.
“Ini adalah hal bagus karena meskipun jarak terpisah, saya tetap bisa latihan dan mengobrol dengan para pemain lainnya,” ujarnya.
Aryn Williams mengenal sepak bola mulai usia 6 tahun. Ia memulai karir sepak bolanya di ECU Joondalup bersama kakak-kakaknya sebelum pindah ke Inggris. Di sana, Aryn menghabiskan 4 tahun lamanya bersama Burnley FC. Kemudian ia kembali ke Australia untuk melanjutkan karirnya dengan Perth Glory FC sebelum akhirnya merantau ke India bersama Neroca FC di Liga India selama 2 tahun.
Aryn Williams adalah keturunan dari ibu yang berasal dari India dan ayah yang berasal dari Inggris. Keluarga Aryn merupakan keluarga pecinta sepak bola. Kedua saudara laki-lakinya adalah pemain sepak bola profesional, Rhys Williams dan Ryan Williams.
Saat ditanya siapa yang paling bagus di antara mereka bertiga, Aryn menjawab, “Ya susah sih kalo menentukan siapa yang terbaik. Soalnya kita bermain di posisi yang berbeda-beda. Saya juga pernah bermain dengan Ryan dan Rhys di satu klub waktu di Australia. Tapi Rhys punya karir yang bagus di Inggris dan juga pernah mewakili Timnas Australia. Ryan juga pernah dipanggil Timnas. Tapi gak ada persaingan sih di antara kita.”
Sebelum bermain untuk Persebaya, Aryn mengatakan bahwa ia telah mengetahui tentang banyak hal tentang klub kebanggan Bonek ini. Ayahnya melatih sepak bola di Indonesia cukup lama dan Aryn mendapatkan informasi tentang Persebaya dari sang ayah. Tidak butuh waktu lama bagi Aryn untuk jatuh cinta dengan Persebaya. Karena Aryn selalu ingin bermain di Gelora Bung Tomo setiap hari. Baginya atmosfer dan para suporternya sangat menakjubkan.
“Bonek adalah suporter sepak bola paling fanatik yang pernah saya saksikan seumur hidup. Cinta Bonek yang besar ke Persebaya adalah sesuatu tidak pernah saya lihat sebelumnya,” puji Aryn.
Aryn juga sangat menikmati kehidupannya di Surabaya. Baginya, bergabung dengan Persebaya adalah pilihan tepat. Sementara alasan memilih nomor 28 di Persebaya karena ia berulang tahun pada tanggal 28 Oktober. (*)
*) Rick Braker merupakan Bonek asli Belanda yang sangat mengidolakan Persebaya. Ia sempat datang ke Indonesia untuk menonton Persebaya. Saat ini, Rick berada di Belanda dan sedang mendalami Bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan karyanya hasil wawancara eksklusifnya bersama Aryn Williams. Ia bisa ditemui di instagram @bonek_belanda. Kisahnya selama di Indonesia bisa disimak di sini.