EJ – Kompetisi sepak bola Jerman, Bundesliga, akan menjadi perhatian dunia. Sebab, salah satu liga top Eropa itu akan kembali diputar pada 16 Mei 2020 mendatang setelah dihentikan akibat pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19).
Keputusan untuk memutar kembali liga dengan banyak bintang itu setelah melalui pembahasan yang cukup panjang. Kanselir Jerman, Angela Merkel akhirnya memberikan izin, dengan sejumlah protokol keamanan yang sudah ditetapkan.
Keputusan melanjutkan kompetisi di Jerman termasuk langkah yang cukup berani, mengingat kasus Covid-19 cukup tinggi. Hingga 9 Mei 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 168.551 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 7.369 orang.
Bundesliga sebenarnya bukan satu-satunya kompetisi yang akan berlangsung di tengah pandemi. Beberapa liga sepak bola di sejumlah negara seperti Belarus, Burundi, Tajikistan juga tetap bergulir, termasuk Liga Korea Selatan yang sudah diputar pada 8 Mei lalu.
Namun, dengan digulirkannya Bundesliga akan menjadi penanda bangkitnya sepak bola Eropa dan dunia setelah dihantam wabah Covid-19. Sukses tidaknya kompetisi yang diikuti 18 klub tersebut akan menentukan nasib kompetisi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Protokol Keamanan
Ada sejumlah protokol keamanan yang akan diterapkan oleh Bundesliga, contoh paling nyata adalah pembatasan akses ke stadion alias tanpa penonton. Hanya maksimal 300 orang yang akan diizinkan masuk, mulai dari pemain, staf pelatih, ofisial, panitia pelaksana, dan media.
Perjalanan menuju stadion bagi tim tuan rumah juga akan diatur, jika biasanya pemain memakai bus, mereka akan menggunakan mobil pribadi. Sementara tim tamu akan dibagi dalam kelompok kecil, juga menggunakan mobil.
Saat berada di ruang ganti, Bundesliga juga menerapkan physical distancing. Pemain akan dibagi dalam ruang ganti dan kamar mandi yang berbeda untuk meminimalisasi interaksi. Para pemain juga akan menjalani tes Corona secara rutin seminggu dua kali.
”Krisis mengancam keberadaan klub, bagaimana pun, itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga liga dalam kondisi saat ini,” kata CEO Bundesliga, Christian Seifert seperti dikutip dari The New York Times.
Dampak finansial memang mengancam klub-klub Bundesliga jika kompetisi terus berhenti. Seifert memperkirakan klub akan mengalami kerugian sekitar 750 juta euro atau sekitar 11,9 triliun rupiah. Angka itu mayoritas didasarkan pada hilangnya pendapatan dari televisi.
Tetapi, meskipun protokol keamanan akan diterapkan dengan sedemikian ketatnya, ancaman tetap menghantui Bundesliga. Salah satunya adalah kemungkinan adanya suporter yang nekat datang ke stadion, terutama ketika tim-tim besar bertanding.
Jika berjalan dengan lancar, protokol keamanan yang diterapkan di Bundesliga bisa ditiru PSSI di Liga 1 2020. PSSI sanggup? (fat)