EJ – Selayaknya perkumpulan para kolektor jersey, kegiatan berdiskusi, pameran, atau edukasi memang kerap dilaksanakan komunitas Surabaya Jersey Community (SJC). Tapi, tak cukup sampai di situ, SJC juga aktif bergerak membantu sesama lewat berbagai kegiatan sosial.
SJC berdiri pada bulan Agustus 2012. Ketika itu Yudha Mustopo, bersama empat orang kawannya yang gemar mengoleksi jersey, berinisiatif membentuk sebuah komunitas memorabilia khusus pecinta jersey.
Tak banyak kegiatan yang dilakukan oleh SJC ketika awal berdiri. Maklum, Yudha dkk masih meraba-raba program apa yang sekiranya pas diberikan untuk warga Surabaya. “Istilahnya kami masih nggrabahi, meraba-raba apa yang pas,” kata Yudha.
Nah, momen titik balik bagi Yudha dkk baru muncul pada tahun 2015. Saat itu Yudha, sebagai ketua, merasa bosan dengan berbagai kegiatan internal yang dilakukan. Di lain sisi ia mulai menemukan orang-orang yang mau diajak bekerjasama.
“SJC awalnya sama kayak komunitas jersey lain, sukanya koleksi jersey. Cuma lama kelamaan kami bosan. Makanya kami ingin berkegiatan yang bermanfaat.” “Tahun 2015 kami sudah mantap istilahnya, ada teman yang bisa diajak maju bareng. Dari situ kami mulai banyak kegiatan,” beber Yudha.
Berbagai program pun mulai digalakkan SJC. Tak hanya yang sifatnya internal seperti kopdar atau main bola tetapi juga yang sifatnya eksternal seperti workshop, gathering, talkshow serta anjangsana. Berbagai program eksternal itu terangkai lewat kampanye SJC #WaniMetu.
“Kami bikin kampanye seperti SJC #WaniMetu, kami berusaha expand keluar nunjukin kalau anak jersey bisa berbuat lebih. Alhamdulillah sambutannya luar biasa, kami bisa diterima di Surabaya.”
Ya, dengan kampanye #WaniMetu SJC semakin melebarkan sayap. Lewat workshop dan gathering misalnya, SJC mencoba lebih dekat kepada masyarakat Surabaya dengan cara memberi edukasi tentang pentingnya membeli jersey asli.
Selain itu, lewat program anjangsana, SJC juga berusaha menjalin silaturahim dengan berbagai komunitas di Surabaya sampai luar Jawa Timur. Tahun lalu SJC sempat berkunjung ke Bandung untuk bersilaturahim dengan Komunitas Jersey Bandung.
Tak berhenti disitu, SJC juga mencoba merangkul beberapa pemain dan mantan pemain Persebaya. Uston Nawawi, Anang Maruf, Bejo Sugiantoro atau Mokhamad Syaifuddin pernah diminta untuk menceritakan kisahnya selama menjadi pemain kepada khalayak luas lewat acara talkshow We Talk Football.
Terakhir, SJC juga mengajak mantan pemain Persebaya seperti Nova Arianto, Marwal Iskandar atau Wimba Sutan untuk ngobrol apapun secara live via Facebook. Program yang dinamakan Mengudara itu merupakan alternatif setelah berbagai kegiatan SJC harus ditunda karena adanya wabah Covid-19.
Kampanye SJC #WaniMandiriBersinergi
Selain #WaniMetu, satu kampanye lagi yang terus disuarakan oleh SJC adalah #WaniMandiriBersinergi. Lewat kampanye tersebut, seluruh anggota SJC yang kini berjumlah 70an orang, ingin membuat kegiatan yang bermanfaat untuk sesama.
“Kami ingin sesuatu yang saklek yang bisa kami bawa terus. Akhirnya mulai 2017 sampai sekarang kami punya kampanye #WaniMandiriBersinergi. Kami ingin bersinergi dengan komunitas lain tapi tidak melepas poin-poin sosial,” tutur Yudha.
Berbagai kegiatan sosial seperti donor darah, khitanan masal atau membagi nasi bungkus rutin dilakukan. Selain itu SJC juga kerap melakukan kegiatan ke berbagai panti yang ada di Surabaya.
Kadang kegiatan itu dilakukan sendiri lewat urunan di kalangan internal. Tapi kerap kali SJC juga menggandeng berbagai komunitas lain di Surabaya.
“Dari #MandiriBersinergi kami bisa berkolaborasi dengan komunitas lain. Jadi komunitas apa saja tidak perlu malu, yang yang penting kita bisa maju dan bisa bermanfaat untuk sesama.”
“Wani maju bersinergi intinya edukasi, charity, pokoke berbagi manfaat. Itu sesuai dengan hakikat sebuah komunitas yaitu sekumpulan orang di satu bidang yang bermanfaat untuk orang lain. Karena kami memang ingin ada gunanya.” ucap Yudha.
SJC, Bonek, dan Persebaya
Sebagai komunitas asal Surabaya yang kegiatannya berhubungan dengan sepak bola, wajar rasanya jika SJC punya kedekatan dengan Bonek dan Persebaya. Yudha, sang ketua merupakan seorang Bonek sejak tahun 1990-an. Selain itu sekitar 50 persen anggota SJC juga merupakan seorang Bonek.
“Nggak semua (Bonek), mungkin 50:50. Tapi, banyak teman-teman dari luar kota yang antusias, malah yang nggak Bonek antusias lihat suporter Persebaya yang luar biasa. Mereka senang, acara apa aja pasti ramai,” tutur Yudha.
Ya, karena rasa antusiasme itu, setiap kegiatan yang diadakan atau diikuti SJC akhirnya bisa berjalan cukup sukses. Termasuk yang berkaitan dengan Persebaya seperti talkshow We Talk Football atau event Bonek Academy.
Seluruh anggota SJC yang berasal dari beragam latar belakang daerah itu tak ragu untuk mengikuti kegiatan yang berbau Persebaya.
Nah, dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Persebaya, salah satu paling berkesan terjadi pada tahun 2019 lalu. Ketika itu SJC bekerjasama dengan Warrix untuk mengadakan sayembara jersey PS Kota Pahlawan (PS Kopa). PS Kopa merupakan tim satelit Persebaya yang berlaga di Liga 3.
“Kami kerjasama sama Warrix, bikin sayembara buat PS Kopa. Kami bisa dapat untung dua arah. Kami dekat sama teman Bonek, kami juga bisa kasih tahu kalau jersey Liga 3 (desainnya) bisa apik,” tutur Yudha.
“Secara nggak langsung pasti adalah dampaknya ke SJC, banyak teman-teman yang gabung dan pengen tahu” imbuhnya.
Berharap Bisa Bikin Memorabilia Persebaya
Jika dibandingkan dengan tahun 2015 lalu atau bahkan tahun 2012 ketika awal berdiri, SJC saat ini bisa dikatakan sudah cukup solid. Berbagai program rutin diselenggarakan hampir tiap bulan.
Meski begitu, Yudha mengaku masih punya satu ambisi cukup besar. Yaitu membuat sebuah memorabilia jersey Persebaya dari tahun ke tahun.
“Kami berharap bisa bikin memorabilia, semacam mini museum Persebaya. (Kami pilih Persebaya karena) akarnya SJC kan Persebaya, meski tidak berhubungan langsung,” kata Yudha.
Untuk mewujudkan mimpi itu, SJC sudah berdiskusi dengan tokoh Bonek Jogja, Tulus Budi. Yudha sudah membayangkan akan seperti apa bentuk memorabilia itu,
“Kami bikin memorabilia lengkap dengan catatan historis, bahkan Cak Tulus ingin lengkap sama statistiknya. Insyaallah kami bikin pelan-pelan, sambil nanti mungkin ketemu orang yang bisa bantu bikin memorabilia. Jadi jersey kalau ada memorabilianya bisa dinikmati orang banyak,” tandasnya. (riz)