Siapa menyangka, bahwa Corona Virus (Covid) 19 muncul di muka bumi ini. Semua negara di dunia berdampak tak terkecuali Indonesia. Tepat 2 Maret 2020, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Virus tersebut telah masuk dan menulari warga Indonesia.
Terlepas dari banyaknya Informasi mengenai covid 19 tersebut, bolehlah saya membuat analogi atau perumpamaan bahwa Covid-19 seperti Persebaya. Seperti judul tulisan tersebut, Covid-1927. Iya, Persebaya 1927.
Apa bedanya Covid-19 dan Persebaya 1927?
Bedanya adalah wujud.
Diameter virus corona diperkirakan mencapai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Satu mikrometer sama dengan 1.000 nanometer.
Ukuran diameter itu ditemukan oleh dua peneliti asal AS yaitu Anthony R. Fehr dan Stanley Perlman dalam publikasi penelitian di situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS. (Sumber: antaranews.com)
Sedangkan Persebaya?
Ah, jangan dibahas.
Akan sangat panjang jika dijabarkan.
Covid-19 mematikan, sama seperti Persebaya.
Bahkan spanduk yang selalu berkibar di bagian Tribun Timur saat laga Home di GBT (Gelora Bung Tomo) tebal bertuliskan “Persebaya Sampek Kiamat”.
Persebaya bukan virus, Persebaya adalah nafas, dan darah, yang mengalir setiap detik ke seluruh tubuh penggemarnya. Bonek.
Persebaya dan Bonek adalah organ yang tak terpisahkan. Persebaya itu ya Bonek, begitu sebaliknya. Kedua nama tersebut selalu diingat dan melekat seperti tragedi pendemi Covid-19 yang akan selalu diingat sampai kiamat.
Hingga detik ini, Bulan Mei tahun 2020 penyelenggara liga belum mengumumkan kapan Liga 1 tahun 2020 akan dilanjutkan. Bisa dilanjut atau malah akan dihentikan. Sebagai Bonek, kerinduan akan datang dan mendukung Persebaya di GBT adalah keinginan yang harus dipenuhi. Menyanyikan Song For Pride di awal dan akhir pertandingan adalah puncak kebahagian jadi Fans Persebaya.
Saya berharap, agar pandemi lekas berakhir. Liga bisa berlanjut, dan para punggawa Persebaya bisa kembali merumput di GBT. Menyanyikan chant-chant khas Persebaya, menikmati pertandingan Persebaya sambil makan lumpia, dan berebut memanggil penjual minuman adalah kenikmatan yang hakiki bagi setiap Bonek. Harapan tersebut tentu akan langsung diamini oleh seluruh Bonek dimanapun berada.
Semoga.
Salam Satu Nyali. Wani! (*)
Surabaya, 30 Mei 2020
*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].