PSSI akan melanjutkan kompetisi Liga 1 musim 2020 pada periode Oktober 2020 sampai Februari 2021. Sampai saat ini segala macam detail teknis belum juga diterima oleh klub.
Pertengahan Juli ini terbuka berbagai hal yang menimbulkan keresahan bagi klub, pemain , pelatih dan perangkat lain. Renegosiasi kontrak gaji pemain, keterlambatan gaji bulan-bulan sebelumnya, dana sponsor dan lain sebagainya. Belum lagi lampu hijau dari gugus tugas covid 19 sebagai wakil pemerintah juga belum ada.
Dikutip dari Jawapos (14/7) dua klub yakni PSS Sleman dan PSM Makasar sudah menunggak gaji. Beberapa pemain yang tidak disebut namanya membenarkan hal tersebut. Ini tentu meresahkan, karena sesuai dengan ketentuan PSSI sebelumnya gaji pemain hanya pada kisaran 25%.
Ini baru dua klub yang berbicara, penulis yakin masih banyak klub yang mengalami hal serupa. Belum lagi ada surat dari PSSI. Surat Keputusan (SK) terbaru bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020.
Salah satu poin dalam isi surat tersebut berisikan tentang pembahasan perubahan nilai kontrak Liga 1 dengan kisaran angka 50 persen. Tentu ini akan sangat sensitive apabila surat ini dibuat tanpa koordinasi dengan klub ataupun asosiasi pemain dan pelatih.
Dikutip dari Tribunnews Kuasa Hukum APPI, Mohammad Agus Riza Hufaida menerangkan, pihaknya masih melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan seluruh jajarannya sebelum mengambil sikap. Menurutnya angka yang ada pada surat tersebut tidak sesuai dengan usulan APPI kepada PSSI.
Sementara terkait subsidi klub juga menjadi permasalahan tersendiri antara operator Liga dan klub. Borneo FC melalui akun medsosnya menyinggung tentang subsidi saat membalas cuitan dari akun Liga 1. Soemardji dari Bhayangkara FC dikutip dari media juga mengaku klubnya sedang mengalami masalah keuangan dan berharap subsidi segera cair.
Belum lagi dengan status banyak pemain asing yang tentu akan lebih rumit lagi penyelesaiannya. Juga dengan asosiasi pelatih yang mereka juga mempunyai hak tersebut. Dari sisi klub, banyak sponsor juga masih menunda pencairan kontrak. Dan atau bahkan membatalkan kontrak tersebut karena faktor pandemic yang belum juga berakhir.
PSSI dan operator Liga bisa mencontoh banyak negara tentang kompetisi. Opsi selain melanjutkan adalah memberhentikan. Stop kompetisi 2020 dan fokus mempersiapkan kompetisi musim depan. Apalagi kondisi pulau Jawa yang akan digunakan ini statusnya masih zona merah covid 19.
Banyaknya permasalahan mendasar pada klub, pemain dan PSSI sendiri sepertinya akan lebih baik untuk tidak melanjutkan kompetisi. Alasan keuangan, alasan regulasi , alasan kontrak pemain pelatih dan sponsor dan masih banyak lagi. Daripada menjalankan akan tetrapi malah menumpuk masalah ke depan.
PSSI, lihatlah kondisi keuangan klub. Jangan egois!