Laga melawan Arema salah satu laga tensi tinggi, mengingat rivalitas antara Persebaya dan Arema sebagai dua kekuatan besar sepak bola di Jawa Timur.
Persebaya saat ini memiliki perbedaan dari squad musim lalu. Pemain terbaik semacam Taisei Marukawa yang bisa diplot sebagai pemecah kebuntuan lalu Reva Adi yang membantu mengawal lini belakang dan khususnya duet lini tengah antara Alwi dan Hidayat.
Jika membicarakan rivalitas, dendam dan segala bumbu yang mencampuri laga ini, aspek penting rivalitas adalah yang paling utama. Jawa Timur sejatinya secara administratif terbagi menjadi 29 kabupaten dan 9 kota, dengan Kota Surabaya sebagai ibu kota provinsi. Ini menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia.
Ada banyak klub sepak bola di Jawa Timur yang memiliki nama mentereng, Persela di Lamongan, Madura United sebagai perwakilan pulau Madura dan banyak sekali klub lain.
Namun tensi sebenarnya ada di laga Persebaya vs Arema, kedua klub sejatinya memiliki basis pendukung dan sebuah budaya yang kuat pada dirinya.
Sebut saja ketika membicarakan persamaan antara Persebaya dan Arema, orang-orang di luar region mereka, selalu memiliki sebutan atau ciri khas sendiri di luar regionnya.
Hampir setiap tempat usaha yang didirikan orang malang akan mencantumkan nama Arema ( Arek Malang ) begitu juga orang Surabaya yang bekerja atau merantau di luar regionnya, jika laki-laki mereka akan disebut “Cak” atau aka nada sebutan, “Bonek ya Mas?”
Tensi sepakbola sebagai luapan emosi kedua kota, antara benci tapi sayang, memang sedikit unik kedua kota ini, Surabaya sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur selalu menganggap Malang adalah bayang-bayang sebagai kota terbaik di Jawa Timur.
Namun di sisi lain, Surabaya masih membutuhkan Malang sebagai penompang kebutuhan khususnya pangan dan wisata. Malang pun juga masih menganggap bahwa Surabaya sebagai kota industry untuk menopang kebutuhan orang-orang Malang, dan salah satu kota terbaik untuk bekerja dengan alasan pendapatan upah minimum yang tinggi serta faktor jarak yang tidak terlalu jauh.
Persebaya masih Pincang
Laga pertemuan terakhir Persebaya vs Arema tersaji di Kapten I Wayan Dipta Stadion, dengan Persebaya mengambil satu gol dari Arema.
Namun dalam statistik saat ini, Persebaya yang pincang harus menghadapi Arema dengan segala bintangnya.
Evan Dimas salah satu pemain yang mungkin akan diwaspadai Persebaya, Evan memiliki embrio Persebaya dan pasti akan all out untuk melawan team yang membesarkan saat itu.
PR Persebaya akan sangat sulit, Aji Santoso harus memainkan pola-pola taktis dan harus tahu cara memanfaatkan pemain yang ada.
Juninho sebagai Gol Poacher harus benar-benar menjadi tumpuan untuk membobol jala gawang Arema.
belum lagi posisi sayap kiri yang selalu pincang, dan penyakit kambuhan menit akhir Persebaya.
Laga melawan Rans adalah sebuah tamparan, bahwa pemain Persebaya masih memiliki celah bobol yang sering terbaca oleh pemain lawan. Penyakit menit 70 pemain seperti kehilangan sebuah gairah untuk menjadi sang Gladiator ditambah tamparan dari Bonek sehingga manajemen Persebaya perlu segera berbenah dengan segala dramanya.
Dear Pemain Persebaya : LOGO PERSEBAYA DI DADA ITU LEBIH MAHAL DARI NAMA KALIAN!
Saya bangga menjadi bagian Surabaya dan warga Surabaya, khususnya menjadi seorang Bonek, warisan cinta kasih terbaik dari Alm Kakek saya.
Saat kecil saya selalu bermimpi menjadi mereka, Danilo Fernando, Jackson F Tiago, serta nama-nama legenda yang selalu terselip di hati kami.
Sekarang saya tanyakan kepada kalian para pemain Persebaya.
Sudah berapa cinta yang kami berikan kepada kalian? Pernah kah ketika kalian datang diklub sebelumnya dianggap sebagai pahlawan?
Selayaknya kalian yang nantinya akan dikenang sebagai pahlawan, berjuanglah sebagai Pahlawan.
Surabaya sudah terlahir sebagai kota para pahlawan, Surabaya salah satu kota yang menuliskan cerita bawah dua Jenderal pernah tewas disini!
Setiap perlawanan Surabaya, akan memantik perlawanan di seluruh Indonesia untuk melawan penjajahan.
Mental tangguh dan berani mengambil resiko adalah bibit yang harus tertanam disetiap pemikiran para pemain yang berseragam Persebaya.
Jika anda tidak bisa melihat kami, maka lihatlah setiap anak Surabaya/Bonek yang bermain sepak bola dengan lapangan aspal.
Ada nama kalian di setiap ucapan yang mereka sebutkan, mereka selalu ingin menjadi seperti kalian, menjadi seorang pahlawan untuk membawa Persebaya ke pencapaian terbaik, bukan kah setiap pahlawan harus menciptakan pahlawan pada generasi berikutnya?
Tak perlu sepaham dengan kami membenci Arema, tapi melawan mereka dan menang adalah kewajiban yang harus kalian lakukan! Lakukan atas nama Kalian ! lakukan atas nama Surabaya! Lakukan atas nama setiap anak di Surabaya yang selalu ingin menjadi pahwalan seperti kalian!
SALAM SATU NYALI ! WANI !