EJ – Official Persebaya hari ini Selasa (14/2) datang ke Pengadilan Negeri Surabaya di Jalan Arjuno untuk menjadi saksi atas sidang kasus tragedi Stadion Kanjuruhan.
Sidang yang menghadirkan tiga tersangka yang berbaju putih dengan agenda mendengarkan kesaksian dari pihak Persebaya sebelum, selama dan sesudah laga antara Arema FC menghadapi Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu. Tragedy Kanjuruhan membuat gempar sepak bola Indonesia dan dunia yang mengakibatkan tewasnya 135 orang.
Yahya Alkatiri menejer Persebaya datang dan memberikan kesaksian pada sidang yang dimulai pada pukul 10.00 WIB tersebut.
Yahya ditanya oleh penasehat hukum tersangka mengenai apa yang terjadi secara lengkap. Keterangan Yahya ini cukup detail mulai berangkat dari hotel sampai akan masuk kendaraan rantis seusai laga.
“Teror sudah mulai saat kami pemanasan. Dari mulai nyanyian dibunuh saja sampai saya lihat ada spanduk kiamatmu di Malang,” kata Yahya dalam salah satu keterangan persidangan.
Seperti yang sudah banyak diwartakan dan diposting di akun official klub, kendaraan yang ditumpangi tim Persebaya dihadang dan dirusak oleh suporter Arema saat akan meninggalkan stadion. Keselamatan tim Persebaya terancam dalam kendaraan rantis.
“Kami hanya diberi waktu lima menit untuk berganti pakaian di kamat ganti. Ini diberitahu oleh Media Officer Arema Soedarmadji,” kata Yahya menceritakan ketakutan tim saat usai laga.
Beberapa bonek dari perwakilan tribun hadir memberikan dukungan moril untuk menejemen Persebaya. Diantaranya ada Hamin Gimbal, Husein Gozali, Devara Noumanto, Saiful Antoni. Ruangan sidang yang sempit penuh dengan pengunjung dan media karena sidang dilakukan secara terbuka. Pengamanan sidang juga sangat ketat, puluhan apparat keamanan berjaga di luar dan dalam gedung pengadilan.
Selain Yahya Alkatiri ada juga kesaksian dari dua orang perwakilan menejemen. Keduanya memberikan kesaksian yang hampir sama dengan yang diutarakan oleh Yahya. Dalam kendaraan yang berbeda tetapi mengalami kejadian yang hampir sama saat akan keluar stadion.
Sidang diskors saat terdengar azan Dhuhur dan dilanjutkan seusai waktu istirahat sholat dan makan siang.
“Semoga keterangan dari kami official Persebaya bisa membantu hakim mengambil keputusan seadil-adilnya dengan mengusut tuntas kejadian yang menimpa kami juga,” kata Yahya sebelum sidang dimulai kepada Emosijiwaku.