Hilangkan Rasa Rasis, Bonek Dituntut Lebih Kreatif

Iklan

Mengenal Persebaya tentu tak lengkap jika tidak mengenal suporternya. Ya, mereka adalah Bonek sebutan suporter tim asal kota pahlawan Surabaya. Tentu tidak bisa dipungkiri, menurut saya, Bonek merupakan salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke dipastikan selalu ada Bonek. Hal itu bisa dibuktikan ketika Persebaya masih berkompetisi dan belum disuntik mati oleh PSSI.

Militansi Bonek akan muncul jika Persebaya Surabaya kembali berlaga. Tak hanya Loyalitas tapi harus lebih kreatif. Hilangkan nyanyian-nyanyian rasis ketika Persebaya berlaga di lapangan. Dengan ide-ide Kreatif dan Inovatif Bonek sekarang sudah punya banyak nyanyian-nyanyian dukungan yang sangat membangkitkan semangat para pemain dan suporternya untuk didendangkan ketika Persebaya kembali berkompetisi.

Ketika berada di stadion pun, Bonek harus hilangkan ego-ego nama kelompok-kelompok Bonek yang sekarang juga sudah banyak bermunculan. Bonek harus satukan tujuan untuk satu nama bahwasanya Bonek hanya Satu, atau yang lebih dikenal dengan mudah adalah istilah loro siji loro kabeh. Hal-hal yang dulunya dinilai negatif oleh banyak orang, khususnya warga kota Surabaya, saat Bonek di jalan dan di mana pun pada waktu Persebaya selesai berlaga harus dihilangkan. Karena pada dasarnya, Persebaya dan Surabaya memiliki satu tujuan untuk membuat suasana nyaman bagi pengendara di jalan.

mural3

Iklan

Melihat situasi di dalam stadion ketika Persebaya berlaga, Bonek harus melihat situasi di luar stadion ketika Persebaya saat tidak berlaga. Yang intinya berkreatifitas itu luas tidak hanya pada waktu Persebaya berlaga. Salah satu contoh kreatifitas dukungan di luar stadion adalah mural-mural (gambar-gambar di tembok) yang harus lebih banyak tersebar di pelosok-pelosok penjuru kota Surabaya. Bonek harus dituntut lebih kreatif tidak hanya di dalam tapi di luar pun juga. Mural-mural dengan gambar yang inovatif untuk dukungan kepada Persebaya akan sangat menarik perhatian khususnya warga kota ketika berada di jalan raya.

mural1

Saya masih ingat, pada waktu itu Persebaya berulang tahun yang ke-85. Saat itu saya dan rekan-rekan yang kami beri nama B1K-86 mengerjakan mural di salah satu tembok Jembatan Mayangkara Wonokromo, Surabaya. B1K-86 mengerjakan Mural kurang lebih tiga malam tanpa dibayar sepeser pun. Karena tenaga kami dengan loyal kami berikan hanya untuk tim kebanggaan kami Persebaya dan juga Bonek. Setelah rampung pas di tanggal 18 Juni 2012. Mural kami selesai dengan satu kata yang menghiasi tembok tersebut dengan satu kata dan satu nama “Persebaya” dan menyusul di tembok sebelahnya “Satu Nyali Wani”. Mungkin pada saat itu mural kami menjadi viral dan membangkitkan kelompok-kelompok Bonek lainnya untuk menghiasi kota Surabaya dengan mural-mural dukungan untuk Persebaya.

Seperti halnya sekarang, Bonek harus menghilangkan rasa rasis dan dituntut lebih kreatif. Karena rasa hanya satu beda halnya dengan kata kreatif yang sangat luas karena selalu menimbulkan ide-ide baru yang lebih inovatif.

#PersebayaMasaDepan

*) Yony Ledesma (yonyle*******@gmail.com)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display