Indonesia penuh dengan klub sepak bola yang (katanya) profesional. Sudah diverifikasi, sudah ditinjau berulang kali tetapi tetap saja ada yang tiba-tiba kolaps di tengah jalan. Alasan paling klasik, kehabisan dana.
Ada juga klub yang tidak mampu melakukan pertandingan away, entah tidak dapat tiket atau itu hanya alasan saja mungkin karena harga tiket kesana terlalu mahal.
Menyalahkan federasi karena membuat jadwal yang sedemikian rupa sehingga membuat tim harus away ke tempat yang nun jauh di sana ya boleh saja, tapi sebagai tim profesional hendaknya punya banyak ide dan harus sadar, di era sepakbola yang dewasa ini masuk ke ranah industri, dana menjadi salah satu faktor utama keberhasilan suatu klub.
Persebaya bagaimana? Di masa depan, klub kebanggaan arek Suroboyo ini harus benar-benar mapan, aman, nyaman. Mapan di puncak klasemen kompetisi, aman sebagai tontonan keluarga tanpa harus was-was, dan pemain merasa nyaman bermain di klub ini.
Beberapa hal yang mungkin bisa diaplikasikan Persebaya di masa mendatang adalah,
- Sponsor
Banyak perusahaan besar yang memiliki kantor atau berpusat di Surabaya. Sebut saja di bidang properti ada PP Properti, atau di bidang retail dan estate ada Pakuwon Group, media ada Jawa Pos, komunikasi misal dengan Indosat, bank dengan Bank Jatim, dan lain sebagainya. Merekrut sponsor memang gampang-gampang susah, sponsor tentu butuh jaminan kemana dana mereka ini dibawa. Apa benar Persebaya bisa menjadi “corong” yang bagus untuk cerminan perusahaan mereka?
- Koperasi
Dengan keterlibatan suporter dalam membangun klub secara ekonomi, diharapkan mereka semakin merasa memiliki Persebaya. Donasi keanggotaan klub entah setiap musim atau setiap bulan, ditukar dengan ID Card atau paket jersey dll. Kecintaan Bonek kepada Persebaya sudah tak terbantahkan lagi, apalagi dengan adanya paket kepemilikan klub berupa donasi dengan jumlah rupiah tertentu akan semakin meningkatkan cinta mereka.
- Merchandise
Merchandise klub, jika dikelola secara maksimal bukan tidak mungkin menjadi salah satu pemasukan yang besar. Jersey, stiker, topi, jaket, atau bahkan foto pemain edisi khusus juga layak untuk dikoleksi. Selain bisa meningkatkan kecintaan suporter pada klub, klub juga untung dalam sisi ekonomi. Sponsor juga senang karena logo atau nama mereka tersebar di seluruh dunia dimana suporter itu ada.
- Kerjasama dengan klub luar negeri
Walikota kita, Tri Rismaharini mungkin hanya memandang sebelah mata Persebaya dan Bonek. Wes, jarno ae. Gak papa. Tapi, kita bisa manfaatin jaringan yang dimiliki Pemkot Surabaya dalam hal ini Sister City. Entah dengan Johor Bahru, Kochi, Guangzhou atau Xiamen. Klub di kota tersebut bisa mengirimkan pemain mudanya ke Persebaya, atau tim KU Persebaya bisa belajar dan berlatih di negara tersebut.
- Liyane…
Jika kompetisi sudah berjalan dengan baik, bisa juga menjual tiket kandang terusan. Bonek yang loyal tentu tidak mau ketinggalan seluruh laga yang digelar di Surabaya, bukan? Penggunaan sosial media yang dewasa ini semakin masif juga bisa dioptimalkan, merekrut tim sosial media untuk meganalisis apa saja kebutuhan suporter, dan menjaring suporter baru. Roadshow dengan para pemain bisa juga dicoba, misal membawa pemain untuk bertemu langsung alias meet and greet dengan penggemar, tidak harus di lapangan. Bisa juga di pusat perbelanjaan, atau dimanapun lah. Rekreasi bareng pemain ke tempat-tempat sejarah di Surabaya juga bisa, pemain dan suporter bisa lebih ngeblend, kecintaan pada klub juga makin paten.
Tentu saja masih banyak yang bisa dilakukan di masa depan, tapi yang terpikir di benak saya saat ini ya apa yang sudah anda baca di atas. Anda mungkin tidak setuju, ya tidak apa-apa, ketidaksetujuan anda mungkin akan melengkapi ide apa sih Persebaya di Masa Depan.
Salam Satu Nyali, Wani.
#PersebayaMasaDepan
*) Pramudita Rah Mukti (prm****@gmail.com)